Ummi: "Asma' suka bunga?"
Asma': "Iya, suka bunganya.."
Ummi: Kalo gitu, diliat-liat saja ya.."
Asma': "Kenapa diliat-liat saja, Ummi?"
Ummi: "Supaya bisa tetap tumbuh."
Ummi: "Nanti bunganya keliatan cantiknya
cuma sebentar."
Asma': "Kenapa Ummi?"
Ummi: "Karena nanti bunganya kering.”
Asma': "Kar(e)na?"
Ummi: "Bunganya udah gak sama2 di batang ini
yang ada akarnya. Kan dipetik.”
Asma': "Kenapa?"
Ummi: "Karena bunga juga butuh makan kayak
Asma'. Asma' makan lewat mulut. Kalo bunga lewat akar dan batang yang nempel di
tanah.. (Sambil nunjuk ke arah batang dan tanah) Akarnya gak keliatan, karena
di dalam tanah."
Asma': "Yang ada pasir-pasirnya? (menunjuk
tanah)
Ummi: Iya.. (Duh, si emak ini udah deg-degan buat
hati2 jawab "kenapa-kenapa"nya Asma') Jadi makannya itu lewat air
yang disiram ke tanah. Nanti diserap sama akarnya masuk ke batang atas izin
Allah.. Asma' biasa liat abi siram tanah yang ada bunga2nya kan di depan rumah?"
Asma': "Iya. Masyaa Allah. Tapi, tapi Ummi,
kenapa atas izin Allah?"
Ummi: "Karena.. Allah yang ciptakan bunga
ini seperti Allah ciptakan Asma', 'Aisyah, Afra', Abi Ummi. Berarti kalo Asma'
saja makan, si bunga pun butuh makan. Dan semua dari Allah.." (berlanjut
dengan banyak cerita yang tak bisa saya rekam kata demi katanya Asma')
Kaki 'Aisyah |
Tanpa diberi aba-aba, Asma' menahan 'Aisyah yang
hampir saja siap menginjak bunga itu. "Jangan
'Aisyah. Nanti bunganya cantiknya sebentar karena rusak.."
'Aisyah pun menghentikan niatannya dan bertanya
pada saya, "Apa ini Ummi?"
"Apa ini 'Aisyah?" Karena saya
tau, 'Aisyah sudah mengenal tumbuhan, maka saya balik bertanya.
"(B)unga.. (B)unganya 'Aisyah." kata 'Aisyah
Sedang mengajarkan anak untuk tidak memetik
tanaman secara sembarangan. Mengingat tanaman, terutama pada bunga terlihat
menarik bagi Asma’ dan ‘Aisyah untuk dipetik. Bagi saya, boleh memetik tanaman
bila diperlukan. Kalau sekadar hanya untuk dipetik karena dianggap cantik dan
merusak lebih baik jangan. Dan semoga duo-A hafizhah bisa mengerti tentang
secara bertahap.
Di setiap kesempatan ketika keluar rumah, melihat
tanaman yang terdapat bunganya, Asma’ akan Tanya kepada saya, “Ummi, boleh?”
*
Alhamdulillah, ketika sekolah tak sebatas dalam petak ruang
bangunan. Cukup beratapkan langit yang membentang dengan hamparan tanah dan
rerumputan menjadi alas belajar kami. Semoga dengan semakin bertambahnya ilmu,
semakin bertambahnya pula keimanan kami pada Rabb, Allah 'Azza wa Jalla.
Ketika isu yang sempat merebak tentang mata
pelajaran Agama akan dihapuskan, para HS-ers berazzam akan mengemas semua mata pelajaran apapun dalam iman. Sains
bersama Iman. Matematika dan Islam. PKn dalam perspektif Islam. Ah, pokoknya
semua dalam balutan Iman dan Islam. Seru
kan? ~Bangeet, masyaa Allah. Jadi gak akan ada lagi keluhan dari siswa/i nantinya,
kalo belajar agama bawaannya ngantuk.
Belajar agama membosankan. Belajar agama itu masuk telinga kanan keluar telinga
kiri. *Ya kan? Ya kan?* Jadi, buat
mereka yang berambisi ingin memandamkan cahaya Allah, silakan saja. Hapuskan
mata pelajaran Agama yang hanya dua jam itu. Sebagaimana 'ia' menghapus sepi
dalam kesendirianku.. :p
*efek banyak undangan berdatangan #kemudiantulisaninidiboikot
*efek banyak undangan berdatangan #kemudiantulisaninidiboikot
Btw, tetap berucap: Laa haula wa laa quwwata illaa billaah~~
#BasmahThariq
#Day7
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
#BasmahThariq
#Day7
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst