10 September 2011

“Hai, Tulang Rusuk!”

Posted by bianglalabasmah at 9/10/2011 09:57:00 AM

Aku tak pernah berpinta
Untuk menjadi tulang rusuk
atau bahkan mencurinya darimu,
Padamu,
Pemilik tulang rusuk yang hilang..

“Hai, tulang rusuk!”
Aku hanya mengerutkan kening keheranan mendengar sebutan itu. Kakak laki-lakiku, sebut saja Kak Farhan yang akhir-akhir ini begitu giat menyebutku dengan sebutan itu. Saat pagiku mulai tersita bersama setumpukan pakaian kotor yang siap dicuci, aku hanya menahan tawa yang tak karuan mendengarnya memanggilku sebelum pergi kerja.
Masih dalam keheranan, aku kembali merengkuh ingatan cerita tulang rusuk itu. Di senja itu, saat mentari telah membayang hendak naik ke peraduannya. Sambil menunggu waktu berbuka puasa, tiba-tiba saja aku memasuki kamar kakak laki-lakiku, Kak Farhan, yang tengah berselancar secara maya dan siap menggangguinya.
Cie.. cie.. yang lagi baca buku itu..” Sambut pun turut menggodaku langsung saat mendapati tangan kiriku sedang menggenggam sebuah buku bertuliskan Ya Allah, Aku Tak Ingin Sendiri Lagi.
“Jangan salah paham dulu, dong!” Cegahku sembari duduk tepat di sebelah kirinya. “Buku ini terdiri dari banyak cerita, kebetulan aja judul cerita itu yang terpilih menjadi tulisan di cover. Padahal isinya gak gitu lho!” Sanggahku lagi untuk memangkas rasa curiganya.
“Ah, gak apa-apa, kok! Bilang aja..” Ujar Kak Farhan santai sambil terus menatap layar notebooknya.” Itu novel kan?”
“Iya.. Tapi, based on true story kok, kak..” Jawabku sambil menunjuk buku itu ke arah wajahnya. Tapi, ia hanya menatap sedetik pada buku yang kutujukan, kemudian kembali lagi pada layar putihnya.
“Kakak tahu tulang rusuk?” Tanyaku tiba-tiba. Entah gerangan apa yang mendasari aku mempertanyakan hal ini. Padanya pula, kaum Adam.
“Hah? Tulang rusuk, iga, costae.. Begitu kan?”
“Hh… serius dong! Tau ceritanya kan kakak, kenapa hawa dibilang bagian tulang rusuk kiri?” Tanyaku sedikit memaksa dan sedikit kesal karena ia tetap saja lebih memandang serius pada layarnya daripada adiknya ini.
“Oh ya? Adakah?” Ia berbalik tanya.
“Lho? Masa’ gak tau, kak? Ah, gak percaya..” Ucapku heran.
Beneran.. Coba diceritain dulu..” Jawabnya ikut mendesakku.
Sebenarnya ada harapan yang bisa aku dengar darinya tentang tulang rusuk itu. Tapi, justru harapan itu harus terkubur sedalam-dalamya, karena ia memintaku untuk mengurainya. Aku pun bercerita tentangnya, tulang rusuk dan mengaitkan pada separuh dien yang terjaga.
“Jadi, kakak, jangan buru-buru memburu tulang rusuk. Banyak lho kejadian, ikhwan men-tag akhwat, eh malah ternyata bukan itu jodohnya..” Paparku di akhir cerita. Tak lupa pula beberapa kisah nyata yang kusematkan di sana.
“Seperti pacaran, maksudmu?”
“Hm, mungkin bisa dibilang begitu..” Ujarku kembali sambil menarik nafas panjang. “Kita tak perlu khawatir dengan sesuatu yang Allah janjikan. Sebab ia takkan tertukar atau pergi menjauh..” Lanjutku berusaha meyakinkannya.
“Beuuh, syahdunya adikku ini kalo udah cerita tentang tulang rusuk..” Godanya kembali. Kali ini ia pun bernada serius. “Makanya, kalo ada yang serius sama kamu, Bas, langsung hubungin saya ya.. Ok!?” Lanjutnya sambil menyimpulkan senyum.
Aku pun langsung menepuk lengannya dan memamerkan jempolku ke arah wajahnya. “Sip, dehh!! Insya Allah..” Aku membalas senyumnya.
Suasananya semakin berhamburan saat kakak laki-lakiku yang satu lagi, bernama Nabil baru saja pulang kerja. “Ada apa ini? Tulang-tulang?” Tanyanya yang langsung mode ON.
Hihihi Kakak-kakakku ini begitu semangat sekali.
“Di note ku juga ada tentang tulang-tulang. Mau baca? Buka FB ku saja..”
Ahh, Kak Nabil sih, gak pernah mau add saya di FB, jadi saya gak update tentang kakak..” Protesku langsung ketika mengingat FBnya. Maklum, kami memang belum berteman di FB.
“Lho? Harusnya adik dong yang add kakaknya.. Masa’ kebalik?”
Abisnya, namanya gak terdeteksi. Pake nama samaran segala, jadi gak bisa ketebak.”
Selepas berdiskusi panjang, kami pun bubar untuk menyambut maghrib yang tinggal dalam hitungan menitnya adzan dikumandangkan. Aku menyiapkan makanan untuk berbuka untuk yang akan berpuasa syawal. Sedang kakak-kakakku berkemas-kemas untuk shalat nantinya di masjid seusai berbuka puasa.
Alhamdulillaaah, saat adzan dikumandangkan, rasanya nikmat melepas dahaga walau hanya dengan segelas air putih dan kurma. Kakak-kakakku yang sedang melahap es buahnya masih saja sempat berceletuk. “Ayo, kita shalat, baru cari konro* di luar..” Celetuk Kak Farhan.
Sedang Kak Nabil masih ngeh dengan kata-kata tadi. “Heh? Apa? Konro?”
Ish, pura-pura gak tau lagi. Konro, tulang.” Jelasku.
Tawa pun meledak di antara kami. Ayah dan adikku yang juga laki-laki, Faruq, masih berkutat di meja makan bersama kami hanya adem ayem menyantap es buah masing-masing. Tak menghiraukan kami yang masih saja membawa kata-kata tulang.
“Ayo, pada shalat, gih!Seruku. Jangan lupa juga berdoa, semoga kalian benar-benar menemukan tulang rusuk yang hilang..” Kataku lagi mengakhiri candaaan yang sesekali mencoba mengusir dua kakakku yang masih betah di kursinya masing-masing.
“Hai, tulang rusuk!” Ujar mereka kompak dan akhirnya keduanya beranjak dari tempat.
Sedikit menghela napas lega melihat kepergian mereka ke masjid. Yah, semoga saja, mereka menemukanya yang telah lama hilang. Batinku sambil terus menyimpulkan senyum. 

Adalah ketetapan Allah yang telah terjaga di lauhul mahfudzNya. Allah tak kan mengubah janjinya, jika ia telah datang pada diri-diri kita. Karena, ia takkan tertukar atau pergi menjauh. Tapi, adakah yang telah aku persiapkan untuk menjadi bagian tulang rusuk kiri seseorang? Pikirku kembali melobi diri.
PenjagaanNya yang terbaik dengan menjadi yang terbaik.“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS An Nur:26)
Aku tak ingin mendikteNya karena masih menggenggam taqwa seadanya. Hanya meminta penjagaanNya yang baik menurutMu untukku, keluargaku, saudara-saudara seimanku, dan agamaku yang akan membersamai ritme kehidupannya nanti dalam kehidupan “kami” nantinya, insya Allah.. Allaahumma Aamiin..

*Konro dalam bahasa Makassar yang berarti tulang.

10 comments

10 September 2011 pukul 11.40

“Kita tak perlu khawatir dengan sesuatu yang Allah janjikan. Sebab ia takkan tertukar atau pergi menjauh..

sepakat sekali dengan kalimat ini..!
nice post..

10 September 2011 pukul 14.42

saya suka konro :) *eh jgn dibahas

semoga tulang rusuknya dipertemukan di jalan yang di ridohi-Nya :)

13 September 2011 pukul 00.54

jadi teringat sebuah quote dari postingan salah seorang sahabat, bahwa "jadilah pribadi yang siap untuk diperkenalkan oleh Tuhan kepada belahan jiwa kita"....

semoga nyambung dengan 'konro' yang di maksud..... hhhmmmm ngilerrrrr denger kata KONRO....hahahah

15 September 2011 pukul 06.26

jadi ingat, beberapa hari yang lalu ada orang yang nyari tulang rusuknya juga. hahaha. pasti basmah kenal deh orangnya. :D

15 September 2011 pukul 17.08

Hai, tulang rusuk! :) keren >_< sukaa

15 September 2011 pukul 17.21

@Roe : makasih, udah berkunjung.. :)
@Uchank : haha, sop konro..
Aamiin.. makasih doanya..

@sam : wah, keren quotenya..
di makassar emang ada sop namanya sop konro.. :D

@ahmad : hah? siapa sih mad? kok sy gak tw?

@k' maya : -sesama tulang rusuk saling menyapa- :)

20 November 2011 pukul 18.07

“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS An Nur:26)

21 November 2011 pukul 00.07

wah..wah..kere banget gan artikel ente..tapi kl ane boleh usul, tampilan blognya jgn hitam dong gan..susah bacanya
mampir balik ya gan, ada info terbaru nih klik...Ternyata Khitan Pada Wanita Itu Tidak Ada Manfaatnya

1 Juli 2012 pukul 20.19

Tulang Rusuk :P lama tak berjumpa kanda... :)

4 September 2012 pukul 12.51

hey tulang..hehehe

Posting Komentar
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea