31 Maret 2019

Membersamai dengan Al Quran

Posted by bianglalabasmah at 3/31/2019 10:36:00 PM 1 comments
Sejujurnya saya menyukai semua pekerjaan di ranah domestik, apapun itu. Mungkin karena background Mama saya yang menekuni hampir semua pekerjaan tsb tanpa ART pada saat kami masih kecil dahulu. Mulai dari masak, mencuci dan proses menjemur-menyetrika dan melipat, serta tak luput mendidik, mengenalkan huruf hijaiyyah, bahkan calistung. Sehingga kami dari ke-tujuh bersaudara, hanya satu saudara kami yang melewati bangku TK, selebihnya langsung masuk SD. Masyaa Allaah tabarakallah, Ma! Barakallaahu fiik~

Pada tahap saya berkiprah di rumah tangga pun tak jauh seperti Mama. Cita-cita yang terpatri sejak dulu, ingin seperti Mama, atas izin Allah alhamdulillaah. Dan yang tak pernah saya lupa dari seorang Mama adalah beliau tidak pernah meninggalkan waktu membaca Al Qur'annya kecuali saat berhalangan. Masyaa Allah.

Menjadi jawaban ketika saya pun merasa butuh dengan Al Qur'an. Saya yang masih butuh bimbingan, masih faqir ilmu Islam, tentu ingin memberikan yang terbaik kepada anak-anak. Meski diri ini masih jauh dari kata baik dan sempurna.

Mencoba pada suatu hal yang menjadi kebutuhan kita, sejatinya. Yaitu mengatur waktu kita untuk Al Qur'an, niscaya Allah akan mengaturkan waktu untuk kita.

Seberapa banyak kita menyempatkan bersama Al Qur'an, seberapa banyak pula hajat kita dimudahkan oleh Allah. Hajat seperti apa? Saya begitu merasakan bagaimana pekerjaan di ranah domestik bisa terselesaikan tanpa ART secara tuntas, bi idznillah.

Sejak kehamilan ketiga, saya meng-azzam-kan diri untuk bisa memperbanyak interaksi bersama Al Qur'an. Merutinkan kembali one day one juz dan diet gadget di hadapan duo-A hafizhah. Alhamdulillah atas izin Allah, Asma'Aisyah secara perlahan baik saya sadari maupun tidak, mereka mengingat banyak bacaan dari Al Qur'an, masyaa Allah. Belakangan saya menyadari Asma' sudah hafal Surah Al Kahfi tanpa saya talqin dengan sengaja. 'Aisyah dengan 20 ayat pertama pada surah Maryam-nya. Sedang yang kami rutinkan pada Duo-A hafizhah baru juz 30 dan kini mereka tengah menyempurnakan juz 29. Alhamdulillah wa Masyaa Allah tabarakallah. Maka nikmat Tuhan yang manakah kamu ragukan?

Kami lakukan di hampir setiap waktu. Men-talqin dan mengajak muraja'ah secara bertahap. Tentunya, saya dan suami melihat mood duo-A hafizhah kami. Bila mereka enggan, kami tak memaksa. Tapi, seringnya kami dapati, Asma'Aisyah selalu meminta untuk mengaji bila jelang tidur di pagi dan malam hari.

Maka mulailah hari bersama Al Qur'an dengan memperbanyak bermulazamah bersama Al Qur'an ketimbang gadget. Adapun pekerjaan di ranah domestik akan menjadi sangat menyenangkan dan dijalankan dengan santai in syaa Allah.

[ Read More ]

22 Maret 2019

Pre-Tamyiz (Part 2)

Posted by bianglalabasmah at 3/22/2019 04:45:00 PM 0 comments
Pada usia 0-7 tahun perlunya membersamai mereka dengan kalimat thayyibah dan menahan kata-kata yang tentunya tidak dikehendaki.

Setiap tantrum, atau enggan menuruti permintaan kami misalnya, kalimat thayyibah inilah menjadi pengantar untuk menenangkan mereka. "Semoga Allah kasih hidayah ke 'Aisyah ya,  supaya 'Aisyah mau sikat gigi lagi." Ucap suami kala membujuk 'Aisyah suatu malam. Namun 'Aisyah tetap enggan karena mengantuk dan lelah, jelasnya.

Saya pun memandangi anak dan abinya dengan seksama. Selalu terpana dengan kata 'ajaib' untuk membujuk putrinya. "Jazaakallaahu khaer Abu Asma'. Barakallaahu fiikum." Ucap saya kepada suami, wujud syukur dan terima kasih yang hanya bisa selalu saya sampaikan berulang di setiap kesempatan dan di semua aktifitas bersama kepada suami, sang qawwam (pemimpin), kepala sekolah, partener, pembimbing, dll.


Di lain waktu,"Ummi, saya besok mau memanah lagi ya. Kalo bangun, shalat subuh, saya mau panahan sama abi." Kata Asma' sebelum tidur.

"Iya. In syaa Allah. Kalo gitu, bilang apa juga kakak?" Tanya saya mengingatkan sesuatu.

"In syaa Allah, ummi." Jawab Asma', seperti yang memang kami harapkan.
"Barakallaahu fiik, nak." Puji dan doa saya sambil mengusap ubun-ubunya.

Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan baik serta doa yang biasa kami saling berikan kepada anak dan pasangan di setiap waktu.

Kalimat thayyibah, perkataan baik yang perlu disisipkan di setiap kejadian agar bisa tetap mengikatkan hatinya kepada Allah dan terjaga fitrahnya. Salah satu bagian dari menanamkan iman. Menanamkannya perlu dengan proses men-talqin (pengucapan), mengenalkannya perlu pembiasaan, diingatkan selalu, dan diamalkan oleh orangtua terlebih dahulu secara konsisten. Agar tumbuh seiring waktu bersama amalan baik yang menjaga fitrah imannya.

Berharap agar rahmat, taufiq, dan bimbingan Allah selalu hadir bersama kita dan anak-anak kita. Maka semua dimulai dari perkataan kita. Allahu A’lam. (Bersambung)


#imansebelumquran
#adabsebelumilmu
#fasepretamyiz
[ Read More ]
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea