28 Agustus 2010

Bianglala-Basmah

Posted by bianglalabasmah at 8/28/2010 08:22:00 PM 0 comments
[ Read More ]

26 Agustus 2010

Membaca Cemas

Posted by bianglalabasmah at 8/26/2010 08:29:00 PM 0 comments

Aku sedang dalam kondisi yang tak kondusif untuk mengurai kata-kata, aku hanya ingin mengerahkan seluruh fikirku yang penat. Semoga goresan ini, mengembalikan kejernihan hati yang telah lama mengering dari basuhanMu lewat catatan hari.
Membaca Cemas
"Jika hari ini engkau masih memiliki kaki yang kuat untuk lari, maka kejarlah untuk meraih asa. Tapi, jika kau dapati dirimu dengan langkah yang tergopoh-gopoh karena kelelahan, maka engkau tahu kemana tempat berpulang."
Ada tangis yang terpecah saat mendengar kata-kata ini. Meski buliran bening yang memanas di pelupuk mata tak disaksikan oleh banyak khalayak. Sebab sejak awal sudah kusembunyikan di balik kaca bening berminus yang kukenakan dari awal pertemuan ini.
Sebenarnya kalimat itu keluar dari seseorang untuk saudarinya, teman perjuangan dalam kisah heroik mereka, yang hendak pergi melanjutkan studinya di luar kota. Tapi justru kalimat itu seolah kembali menyirami hati yang telah lama mengering. Entah berapa lama diri ini tidak tersirami lagi oleh nasehat-nasehat “menggertak”.
Berulangkali diri ini ingin melipat kisahku dan membuang jauh-jauh, membiarkannya usang di ruas-ruas waktu. Tapi, diri ini begitu naïf jika harus jauh dariNya. Selalu ada sesak bergemuruh dalam dada. Karena hanya Dia, yang mampu memangkas sepi, dan sejuta alasan lain yang membuat diri ini bertahan dalam shafNya.
Lagi, menyematkan hati untuk berdialog pada diri. Sebab, ada hari-hari yang tak pernah henti tertawan oleh perasaan yang teraduk-aduk karena khilaf tak pernah jeda.
“Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim”
[ Read More ]

25 Agustus 2010

Hari yang Tergesa

Posted by bianglalabasmah at 8/25/2010 05:11:00 AM 0 comments

Disini, aku menyaksikan dengan perasaan yang tak menentu
Saat mentari mulai lagi tak ramah menyinar dengan garang
Sebagai saksi di tiap episode kehidupan
Tapi, seperti sedih yang membuat bahagia hadir mengisi ruang-ruang kehidupan
Karena resah telah terbang bersama hembusan angin
Lewat hari yang tergesa atas izinNya…
Beberapa hari terakhir, saya sedang mendramatisirkan sesuatu jikalau skenario yang akan digulirkan pada saya di suatu masa nanti. Entahlah. Karena pikirku, suatu masa aku akan terjebak oleh arus yang tak mampu diterjang seorang diri. Tapi, di sudut hatiku yang lain aku harus membungkus jauh ego yang sering menyelinap masuk dan membuang jauh prasangka. Boleh jadi, hari yang tergesa ini mengawali langkah baru dalam mengisi kehidupan.
Mengingatnya, rasanya  status yang pernah saya terbangkan di sebuah jejaring pertemanan akan menjadi kenyataan. Padahal, hanya rasa iseng yang ingin membubuhi status yang telah lama hening dari jejaring pertemanan tersebut. Meskipun respon dari status tersebut disambut candaan dari seorang teman.
Hal lain yang didapati dari hari yang tergesa, serentetan schedule siap disusun demi membangun hari dari hari yang tergesa. Walau tetap saja pelibatan Allah dalam menemani hari yang akan mengiyakan perjalanan ini, baik aku maupun orang-orang yang hadir di dalamnya. Karena tetap saja penentuan akhir akan diserahkan pada penyusun kisah hidup.
Akhirnya, adalah sebuah jawaban dari pertanyaan yang sering diadunya saat mulai resah karena ini sebuah asa. Lalu kembali menyematkan hati dengan harapan-harapan baru serta menggenggam syukur atas peran apa yang kita mainkan bahwa segalanya berarti. Dan hari ini, juga esok adalah hari menyambut ketetapanNya yang khusus disiapkan olehNya saat berjumpa.

Episode yang mendebarkan ya, kak?
Ahad, 22 Agustus 2010
[ Read More ]

22 Agustus 2010

Dan Untukku juga Untukmu, Ukhtii..

Posted by bianglalabasmah at 8/22/2010 02:31:00 PM 0 comments
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu wa ta’ala, Sang Pencipta dengan segala keMAHAannya hingga membuat siapapun ia, apapun itu tunduk dan takluk di bawah naunganNya tanpa terkecuali.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabiullah Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang diutusNya sebagai pembawa risalah, pembawa berita gembira bagi orang-orang yang mengimaninya, dan diutusNya sebagai teladan dalam kehidupan.
Selalu, ada untaian doa teruntuk jiwa-jiwa yang lemah agar masih merasakan nikmat pada perjumpaan awal, pada nafas kali pertama yang terhembus, iman dan Islam. Dan selalu berharap kenikmatan-kenikmatan ini menjadikan diri-diri ini mensyukuri pada setiap rahmat dan kasih sayangNya. Allaahumma aamiin.. Terlebih saat nikmat ini tersambut untuk mengenalnya secara kaffah.
Ukhti, izinkan diri ini menilik ke belakang, tentangmu dan tentangku sebelum mengenal makna perjuangan..
Sebelum hidayah menjemput diri kita, mengingat tentang sosok akhwat kali pertama, mungkin cukup asing di pandangan, aneh di pendengaran. Kalau boleh menyisipkan kisah tentangku, aku katakan, agak risih dan ribet melihat atribut yang mereka kenakan. Nasehat yang tiap kali terlontar darinya, membuatku ingin menutup kedua kuping, mundur, dan… LARI!! Jika ada sesuatu yang tak sesuai inginku namun benar, rasa PANIK dalam diri menghujam. Seolah kuperintahkan paru-paru untuk menghirup udara, namun tenggorokanku tertutup, diam, menyempit. SESAK. Yah, itu yang mampu kugambarkan. Sebab pikiranku mengatakan, “Aku hidup bebas memilih segala ingin.” Meski aku tahu, kata-kataku sangat berseberangan dengan pendapat yang kumunculkan setelahnya bahwa ini SALAH dan tak seharusnya ego merajai diri. Dan kau tahu rasanya? Sebuah perasaan tak enak yang menghentak-hentak.
Aku tahu, mungkin ada aku-aku lain yang merasakan hal yang sama. Tapi, apa yang mengantar kita hingga detik ini, ukhti? Tanpa kita sadari, saat itu kita (terkhusus aku), butuh cahaya. Sesuatu yang menyala dalam kegelapan. Walau di sekeliling kita telah diterangi lampu-lampu, atau di luar sana sang mentari masih menyinari dengan ramah meski agak menyengat. Hadirnya cahaya membuat kita terbelalak menerawang kembali masa-masa itu.
Perubahan terus bergulir seiring ilmuNya didapati lewat majelis-majelis ilmu yang terhampar. Dunia tak lagi menjadi tujuan dan cita-cita, meski kita tetap ingin menggapainya demi perjalanan akhirat. Rasa ingin terus menenun asa pada misi agung terus bergulir dengan merapatkan shaf dakwah yang kujumpa di masa balutan putih abu-abu.  Dan sisi ini menjadikan diri ini ingin tetap menancapkan diri untuk merangkai cita-cita.
Waktu yang teranyam dengan beberapa episode heroik yang kita perankan, menjadikan kita ALARM untuk senantiasa istiqamah. Mungkin karena amanah-amanah yang berjejalan di hari-hari yang tergelut, hingga tak sanggup lagi memikirkan hal yang TAK PENTING untuk disambut. Meski rasa jenuh mulai menghinggapi diri yang tersungkur oleh kegaduhan-kegaduhan yang mendera diri. Pergesekan emosi, jadwal kuliah yang membelenggu, minimnya ilmu dien, lemahnya sosok diri yang tak pernah lelah menenun khilaf, sehingga mampu mengikis sedikit demi sedikit asa yang sempat terbangun.
Dan untukku juga untukmu, ukhtii.. Dalam sisa-sisa perjalanan yang kuingat samar-samar, mungkin ada lelah yang tak terbagi, ada rasa ingin alpa dalam cita-cita ini, ada rasa diri ini sudah jauh tertinggal karena tak sempat jumpa pada kegiatan-kegiatan yang digelar, tapi ukhti, cukuplah Allah ‘Azza Wa Jalla sebaik-baik pengharapan. Cukuplah lelah ini untukNya, cukuplah Dia menjadi saksi pada tiap asa yang kita rangkai bersama maupun seorang diri. Jadikanlah episode-episode ini menjadi indah karena benar janji Allah, Jannah balasannya. Toh, hidup kita hanya seputar jatuh, kemudian bangkit. Atau, jatuh berlinangan air mata, tapi tetap saja ada upaya untuk bangkit. Dan akan berputar di sekitarnya saja.
Dan untukku juga untukmu, ukhtii.. Pada hari-hari yang kita rangkai bersama, semoga tak terhenti di sini. Sebab rangkaian ini beralamatkan di hari perjumpaan diri denganNya saat Dia kan menjawab semua cita-cita ini. Kita hanya butuh doa agar Dia menguatkan kita dalam episode-episode heroik yang telah Dia rangkai, berharap pula senantiasa dalam orbit yang sama hingga akhir hidup ini.
Akhir kata, jazakumullah khaer telah mengajariku makna perjuangan dalam kosa kata sesungguhnya.

Bumi Allah, 7 Ramadhan 1431 H
[ Read More ]

21 Agustus 2010

Ini Kisah Kita

Posted by bianglalabasmah at 8/21/2010 11:09:00 PM 1 comments

Melihat awan mendung bergelantungan yang sesekali memercikkan gerimis tipis menghiasi sore yang tengah menjingga, hadirku suka cita menyambut. Kali ini bukan pada langit senja aku mengurai kisah, tapi padamu kawan tempat menepis sepi dengan memercik kisah-kisah yang sempat jeda karena terlampau oleh jarak. Menyisihkan waktu yang terbelenggu oleh kegaduhan-kegaduhan yang mendera kita.
Lagi-lagi aku menemuimu sama seperti perjumpaan kemarin. Saat dirimu dalam balutan putih abu-abu. Tetap saja kujumpai dirimu pada rona yang cerah, mengurai tawa, dan sesekali dirimu menghentak-hentakkan rasa dengan polosmu. Tapi, seperti cerita kemarin yang kau katakan dengan suka, kau selip juga dengan cerita cita-cita kehidupan kita untuk esok.
Dan setiap kalian menciptakan warna pada kanvas kehidupanku, seolah membawaku pada cerita-cerita masa lalu. Dalam langkah-langkah yang kita ayun bersama, pun akhirnya kumengerti bahwa selalu ada ukhuwah (persaudaraan) yang ingin tertenun walau jarak begitu terlampau jauh melangkah.

Kuurai rindu yang tak bertepi, ukhti...
Pada Temu Kangen di sebuah rumah, 
 agar terselip senyum dan kuhiasi hari dengan taburan doa...
Jazakumullah khaer ukhti atas Kisah Kita di Senja penuh gerimis...
Uhibbukifillah...

[ Read More ]

1 Agustus 2010

Aku Datang

Posted by bianglalabasmah at 8/01/2010 04:25:00 PM 0 comments
Di suatu hari, terkadang diri ini jengah dengan segumpal aktifitas yang membiarkan kaki mengikuti irama kehidupan. Kampus, mengajar, dan amanah-amanah lain yang ingin dituntaskan.
Tapi di lain waktu, diri ini benar-benar merindukan aktifitas yang digeluti namun ada jeda menghampiri. Jeda yang terlampau menghanyutkan, hingga ingin bersegera mengetuk hari-hari yang melarutkan diri ditiap aktivitas.


Akhirnya tanpa perasaan menyaksikan kejengahan, aku ingin kembali menenun asa. Menyaksikan pagi dengan langit biru yang indah, merasakan hangatnya mentari di siang yang penuh cahaya, dan menikmati kerikil-kerikil yang akan dilalui.


Aku pun sudah menyiapkan rasa-rasa yang akan menyambut. Rasa yang selalu menghentak-hentakkan jiwa. Tapi, rasa ini hanya untukNya. Sebab yang perlu dilakukan adalah melangkah maju, melukis hari-hari dengan warna yang lebih harmoni dan sesuai kehendakNya.



Teruntuk adik-adikku di KURMA 17 (Kerukunan Remaja Masjid 17) dan IKRAMTEL (Ikatan Remaja Muslim Telkom),
jazakumullah khair, dik..
n_n
[ Read More ]
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea