“Ayo ‘Aisyah, pipis
di kamar mandi..” Ajak
saya sambil menuntun ‘Aisyah, putri kedua kami yang sedang toilet training. “Lepas
celananya dari kaki kiri ya.. Mana kaki kirinya ‘Aisyah?”
“Ini..” Jawab ‘Aisyah sambil menunjuk kaki kirinya dan melepas
celananya yang sudah tanpa popok di
tiga pekan belakangan ini.
“Betul..
Barakallaahu fiik, kakak ‘Aisyah yang udah gak pake popok lagi..” Puji saya sebelum masuk kamar
mandi. “Baca doanya dulu, kakak..
Allaahumma innii a’udzubika minal khubutsi wal khabaa-its.. Kaki kiri dulu..”
Tuntun saya lagi sampai ‘Aisyah masuk kamar mandi.
*
'Aisyah 2y2m |
Selepas
penyapihan kemarin, saya belum benar-benar ingin menargetkan secepat ini ‘Aisyah
menjalani toilet training. Mengingat kehadiran
Afra’ yang belum genap dua bulan saat itu. Berat rasanya menghadapi putri kami,
3A, yang notabene masih #BalitaBatitaBayi, masya
Allah..
Berawal
pada sebelum masuknya bulan Ramadhan, ‘Aisyah sudah mulai menunjukkan ketidaknyamanan
dalam ber-popok. Saya pun sampaikan pada suami tentang kegelisahan ‘Aisyah dan
mengenai saya yang belum benar-benar siap. Suami pun mengerti dan mencoba untuk
menenangkan saya.
Setiap
kali ‘Aisyah resah dipakaikan popok, saya hanya soundingkan saja untuk membuat ia lebih tenang dan lebih siap
nantinya ketika benar-benar toilet training.
“Afwan, ‘Aisyah..
Setelah lebaran in syaa Allah udah gak pake popok lagi ya.. Pipis sama pupnya
nanti di kamar mandi ya, nak..”
Pesan saya setiap kali memakaikan popok ‘Aisyah.
‘Aisyah
yang awalnya sempat beberapa kali menolak dipakaikan popok pada saat itu,
setelah disounding, ia lebih tenang dan mengalah tepatnya. Alhamdulillah.
Setelah
lebaran, saya masih disibukkan beberes setelah hampir sebulan meninggalkan
rumah. Tentunya ini menjadikan saya belum bisa memenuhi permintaan ‘Aisyah
secara tidak langsung. Hingga pada suatu sore hari, ‘Aisyah menangis
sejadi-jadinya setelah ia mandi. Ia benar-benar menolak untuk dipakaikan popok.
Saya awalnya membujuk setengah memaksa agar ia mau memakai popok, kasihan juga
melihat ‘Aisyah. Saya pun akhirnya mengalah dan mengiyakan permintaannya.
“Benar ’Aisyah udah
gak mau pakai popok?”
Tanya saya meyakinkannya.
“Iyah..” Tegas ‘Aisyah.
“Jadi pipis sama
pup di kamar mandi kan?”
“Iyah..” Tegas ‘Aisyah lagi membuat niat
saya mantap.
“Kalau gitu, berdoa
sama-sama ya.. Minta sama Allah..”
Ajak saya pada ‘Aisyah yang masih baring di pangkuan saya. “Ya Allah, mudahkan ‘Aisyah untuk belajar
lepas popok. Berikan kesabaran pada abi dan ummi menghadapi ‘Aisyah. Bismillaah
tawakkaltu ‘alallaah wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah..” Bersama ‘Aisyah,
kami pun berdoa. *Serius lho ini, meski
doa ini cukup familiar doa untuk keluar
rumah, tapi saya membacakan doa ini pada permulaan toilet training ‘Aisyah. :D
Prinsip
saya, ketika hendak melakukan sesuatu terutama untuk diri kita, terlebih kepada
anak, maka sebaiknya memohon langsung kepada penciptanya, yaitu Allah. Secara
tidak langsung ini bagian dari bentuk menanamkan tauhid pada anak, tentang
makna tawakkal juga segala sesuatu yang ada pada dirinya kepada siapa ia pantas
meminta.
Selanjutnya,
tahapan dari toilet training berdasarkan pengalaman Asma’ adalah benar-benar
memakaikan celana saja tanpa penghalang sebagaimana saat ini sudah ada training pants, celana semi popok
menurut saya. Namun training pants tsb
sifatnya optional. Kalau saya, memilih men-skip
dan langsung memakaikan celana saja. Jadi, di setiap setengah jam atau satu jam,
saya akan mengajak ‘Aisyah ke kamar mandi untuk pipis. Tak lupa memantau dan mengecek
ekspresi bila ada tanda-tanda ingin BAB alias pup. Hahaha..
Selain
toilet training, tak lupa pula saya
dan suami memperkenalkan, tepatnya selalu menyampaikan dan mengajarkan
bagaimana adab ketika masuk dan keluar kamar mandi, posisi yang tepat ketika
BAK atau BAB, sampai pada tata cara membersihkan atau mensucikan najis (maaf,
seperti c*bok) yang sesuai sunnah Rasulullah. Kemudian menyampaikan bahwa ini
adalah aurat yang harus dijaga dan gak boleh disentuh oleh siapapun selain
ummi. Penyampaian pun disesuaikan dengan penguasaan bahasa anak. Jadi in syaa Allah tidak ada kesan sedang
menggurui anak batita ^^
Alhamdulillah, bukti dari the power of du’a adalah toilet
training part 2 ini *karena part 1
edisi Asma’* jauh lebih mudah. Saya pun benar-benar lebih santai menghadapi toilet training 'Aisyah meski
riweuh di hampir setiap setengah jam atau sejam sekali harus bolak-balik ke kamar mandi menuntun
‘Aisyah. Tetap bersikap tenang ketika kejadiannya ‘Aisyah mengalami kebobolan
pipis atau pup di celana. Serunya lagi, kemudahan itu juga hadir bersama Asma’
yang biasa jadi alarm, pengingat bagi saya
ketika saya masih berjibaku di dapur atau sedang menyusui Afra’.
“Ummi, ‘Aisyah mau
pipis..”
“Ummi, ‘Aisyah mau
pup..”
Kemudian
saya pun berhamburan ke arah ‘Aisyah dan segera mengangkatnya ke kamar mandi.
Walau seringnya, alarm ini tetap ada jejak di lantai sebelum 'Aisyah terangkut masuk kamar mandi. Namun, alhamdulillah, sepertinya Allah memberi kesempatan kepada saya
untuk rajin mengepel lantai rumah lebih sering lagi. :)
#BasmahThariq
#Day5
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst