30 November 2010

Berserakan

Posted by bianglalabasmah at 11/30/2010 09:17:00 PM
Sebenarnya, diri ini sedang membutuhkan energi yang biasa dianugerahi pada orang-orang yang bermental baja dalam mengarungi kehidupan. Membutuhkannya untuk menghidupi hati, membutuhkannya untuk menggerakkan hati. Karena sejauh mana diri ini tak cukup kuat mengalami pergesekan yang begitu hebat. Khawatir jika suatu masa nanti, energiku yang seharusnya menerangi hati ini meredup.

Hm… belakangan diri ini memang tak kunjung benar dalam menumpahkan riaknya emosi, hingga seseorang mampu memberikan inspirasi yang cukup mengetuk dinding-dinding hati. Yah, aku memilih untuk menyisipkan kata-kata penyemangat atas udaraku dalam melakukan beberapa hal. Hanya membiarkan diri untuk lebih ceria dan lebih jujur mendefinisi rasa.

Lalu, mengawali pengumpulan energi dengan memanfaatkan benda-benda yang cukup berperan dengan keseharianku agar memberi energi hidup. Seperti pada sebuah ponsel biru misalnya, yang memang tak jarang lepas dalam genggaman, sengaja aku menyematkan kata-kata yang kutulis sendiiri dan menempelkannya di bagian atas layar ponsel, “La Tahzan, Ukhti!!”. Si Asfaar, sebuah map kuning yang turut andil dalam menghimpun banyak lembaran-lembaran penting dengan menyisipkan sebuah kalimat “Jangan Patah!!”. Pun pada si Afkaar, si laptop yang menjadi teman berfikir dalam menuntaskan amanah dan tugas dengan menyimpan kalimat di sebuah keyboardnya “Hidup adalah rangkuman sahaja.”

Bukan tanpa alasan jika kata-kata ini sengaja terpajang di benda-benda yang sangat erat dengan kehidupanku. Adakalanya diri butuh energi-energi untuk memompa semangat hati ini karena tak ada yang menjamin bahwa diri begitu mudah mengalami kegusaran yang tak terhenti saat berkali-kali harus merasakan hentakan-hentakan tak mengenakkan.

Jujur, terkadang aku terlalu takut mengalami perasaan gusar yang kerapkali menyapa saat harus sering mendapati pesan singkat yang membuat diri terkatup-katup. Takut dengan segala kenaifan yang sebenarnya merasa tak pantas melakukan tersebut. Atau terkadang saat kembali bergelut pada lembaran-lembaran amanah, perasaan yang tak cukup kuat menggenggam amanah karena terlalu banyak menenun kekhilafan yang tak terbendung, hingga berkas-berkas ini seolah menjadi peringatan untuk selalu dalam jalinanNya. Selebihnya, kalimat-kalimat lainnya bisa jadi ekspresi dari kerusuhan hati yang selama ini masih saja begitu abstrak.
Resah yang Dia munculkan lagi ke permukaan hati
Membuatku semakin bersedih..

Syukran wa Jazakumullah khaer atas idenya,.
Dihya Sany Al Qalbi dan Insana Pertiwi

2 comments

1 Desember 2010 pukul 14.36

MasyaaAllah ukhti,,
kayaknya udah banyak di' tulisan ta tentang atau idenya dari akhwat, saya tunggu ukh yach tulisannya tentang as-satrah,, seberapa mengena sich gambaran ta tentang as-satrah,, di tunggu yach,, kalo bisa nanti saya langsung pasang juga dech di blogku,, hehehe

2 Desember 2010 pukul 08.04

insyaALLAH, akan ada bagian kisah ukhti yang akan saya selipkan..
Meskipun masih mengais dari sisi mana yang perlu disampaikan..
^^ takut salah kata..

Posting Komentar
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea