Setelah bertualang menilik dakwah sekolah dan dakwah kampus yang saling berburu kader, akhirnya ditentukanlah satu tempat yang disetujui dan disepakati oleh kata hati. Dan diamini dan didukung oleh orang-orang rumah, pun dengan saran-saran akhwat yang turut menyertakan dalam sebuah pilihan saya yang insya Allah akan kembali diemban. Apalagi dalam prosesnya memakan waktu yang cukup lama, hingga jeda ini mendapati saya dalam kondisi tersengal-sengal mengikuti irama perkuliahan plus tugas-tugas yang menyita segala hal.
Setelah beberapa bulan yang lalu bergulat dengan kegiatan-kegiatan FUM, entah dalam musyawarah atau kepanitiaanya, maka masa inilah masa untuk lebih kenal dekat dengannya. Setelah mengenalnya jauh saat masa SMA, pun dengan alasan ingin tetap melanjutkan visi masa SMA. Meneruskan dakwah di sekolah. Insya Allah.
Capek? Sudah pasti. Karena terjun di dunia tersebut mencakup secara luas. Apalagi pilihan ini bukan hanya dakwah di SMA tempat saya mengenyam ilmu, tapi hampir semua SMA yang ada di Makassar.
Usai bergulat dengan interview panjang beberapa hari yang lalu dengan mengupas visi-misi, beradu ide, mengobrak-abrik tentang pribadi, hingga mempertahankan argumen dengan sedikit narsis, maka disebutlah pilihan departemen yang sejak awal saya bidik. Walau saat ini saya masih butuh belajar dengan sejuta hal yang bergumul di dalamnya.
Mungkin rasa letih, lelah, jenuh akan siap menyapa di kemudian hari dan akan terbayar semuanya, insya Allah. Sebab kita tak akan terlepas dari manusia berlaber insan dhaif. Dan insya Allah, akan mendapati hikmah dari segala hal. Sebab, kita sama-sama tahu, bahwa kita sedang berjual beli dengan Allah subhanahu wa ta'ala.
Semoga langkah awal ini menyemangati hari-hari selanjutnya, dan bisa berbalas kemanfaatan untuk diri sendiri, orang-orang sekitarnya, serta generasi muda rabbani. Amiin..
Setelah beberapa bulan yang lalu bergulat dengan kegiatan-kegiatan FUM, entah dalam musyawarah atau kepanitiaanya, maka masa inilah masa untuk lebih kenal dekat dengannya. Setelah mengenalnya jauh saat masa SMA, pun dengan alasan ingin tetap melanjutkan visi masa SMA. Meneruskan dakwah di sekolah. Insya Allah.
Capek? Sudah pasti. Karena terjun di dunia tersebut mencakup secara luas. Apalagi pilihan ini bukan hanya dakwah di SMA tempat saya mengenyam ilmu, tapi hampir semua SMA yang ada di Makassar.
Usai bergulat dengan interview panjang beberapa hari yang lalu dengan mengupas visi-misi, beradu ide, mengobrak-abrik tentang pribadi, hingga mempertahankan argumen dengan sedikit narsis, maka disebutlah pilihan departemen yang sejak awal saya bidik. Walau saat ini saya masih butuh belajar dengan sejuta hal yang bergumul di dalamnya.
Mungkin rasa letih, lelah, jenuh akan siap menyapa di kemudian hari dan akan terbayar semuanya, insya Allah. Sebab kita tak akan terlepas dari manusia berlaber insan dhaif. Dan insya Allah, akan mendapati hikmah dari segala hal. Sebab, kita sama-sama tahu, bahwa kita sedang berjual beli dengan Allah subhanahu wa ta'ala.
Semoga langkah awal ini menyemangati hari-hari selanjutnya, dan bisa berbalas kemanfaatan untuk diri sendiri, orang-orang sekitarnya, serta generasi muda rabbani. Amiin..
[di tengah pikiran melayang pada final kampus]
Makassar, 19 Januari 2010