Bismillaahirrahmaanirrahiim
Memasuki pekan ke-empat di kelas Matrikulasi,
rasanya tak semudah mengerjakan Nice Homework di pekan-pekan sebelumnya. Hingga menjelang
batas deadline, baru bisa mengumpulkan keberanian untuk menuliskan ini.
*
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dan sebagainya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Deg!
Penggalan kata yang saya temui ini, seperti mengingatkan saya di
awal-awal melahap beragam konsep pendidikan apa yang “tepat” untuk mengantarkan dou-A Hafizhah ke depannya. Di
tengah kegalauan saat itu, sebab paling mendasarnya karena latah dengan “ilmu
kekinian” sebagaimana Ibu Septi paparkan pada Matrikulasi IIP 4. Dan belum terarah oleh misi hidup secara individu. Sampai Allah menegur saya
ketika suami men-download-kan dan men-shared sebuah
kajian mengenai Beginilah Seharusnya
Sistem Pendidikan Kita oleh Ust. Budi Ashari, Lc di Parenting
Nabawiyah. Rasanya, seperti ditenggelamkan.
*
This is it! The Nice Homework yang membuat saya maju mundur cantik.. Mulai dari merenung, membaca berkali-kali, kemudian mengetik, kemudian menghapus, kemudian mengetik lagi, menghapus lagi, mengetik lagi sambil menelaah, menerka-nerka, dan meratapi semua Nice Homework yang telah saya lalui. *seperti mengerjakan skripsi
Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP, masih semangat
belajar?
Kali ini kita
akan masuk tahap #4 dari proses belajar kita. Setelah bunda berdiskusi seru
seputar mendidik anak dengan kekuatan fitrah , maka sekarang kita akan mulai
mempraktekkan ilmu tersebut satu persatu.
a. Mari
kita lihat kembali Nice Homework #1,
apakah sampai hari ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di Universitas
Kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah
jurusan ilmu yang akan dikuasai?
In syaa Allah, akan tetap menekuni ilmu parenting di Universitas Kehidupan
tersebab melekatnya seorang istri dan juga ibu, atas izin Allah.
b. Mari
kita lihat Nice Homework #2,
sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist
ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap
saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak
terhadap diri kita.
Pada Checklist
Indikator Profesionalisme Perempuan di NHW #2, ketika susunan indikator telah
terbentuk, sengaja menyampaikan pada suami apa-apa yang perlu menjadi tolak
ukur di kehidupan saya, baik secara pribadi, istri maupun ibu. Tujuan
penyampaian ini untuk bekerja sama pada saling
mengingatkan menggeluti keseharian. Istiqamah diperlukan ketika kita
melakukan kebaikan. Meski setahap demi setahap yang sifatnya mungkin sangat
kecil. Bahkan adakalanya perlu "dipaksakan" jika itu sifatnya wajib.
Maka, menjemput kebaikan dan ketaatan diperlukan orang-orang sekitarnya,
sebagai bagian yang akan mendapatkan efek dari kebaikan yang kita lakukan.
c. Baca
dan renungkan kembali Nice Homework
#3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka
bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai,
sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.
Melalui perjalanan selama seperempat
abad di bumi Allah, 'alaa bi idznillah,
banyak yang patut disyukuri. Beriringan dengan sabar yang tak jarang perlu
didiktekan. Dan ada beragam ibrah dan
hikmah tentunya di tiap lini
kehidupan yang saya lalui. Alhamdulillaah…
Move
on, atau istilah ber-hijrah, satu tahapan yang saya lalui
dari beragam pilihan, yang menjadikan sebuah keputusan terbesar dalam kehidupan
saya setelah separuh dien ini terpenuhi. Menjadi IRT sepenuhnya, alhamdulillah anugerah. Maka senang pada
aktivitas rumahan seperti menemukan fitrahnya seorang istri dan ibu yang
sesungguhnya.
Sempat silau akan karir wanita karir di
luar, namun Allah menunjuki jalan saya pada proses kehamilan, kelahiran anak,
menyusui, dll. Seolah Ia ingin menarik kesadaran saya pada fitrah sesungguhnya
seorang perempuan. Bukan sebatas menjalani mem-besar-kan manusia. Tapi ada peran yang perlu dijemput dalam proses
menyandang status ibu, yaitu melahirkan peradaban. Generasi terbaik bergantung
pada ibu yang mumpuni akan ilmu dengan berbekal iman.
Ketika menyadarkan
diri akan ke"khalifah"an dalam porsi masing-masing, di muka bumi
Allah, maka tujuan hidup muaranya pada mengenali hakikat diri dan memberikan
kebermanfaatan baik untuk diri dan orang sekitar dengan ridha Allah. Sebab,
betapa banyak orang yang bergegas pada kebaikan dan menebar kebermanfaatan,
tapi belum tentu menuju pada ketaatan sang Khaliq.
Mengambil peran berdasarkan fitrah yang
telah Allah anugerahkan pada saya sebagai perempuan, tak kan jauh sesuai dengan
amanah yang sedang diemban. Tak semudah menuliskan memang, tapi menuliskannya
untuk memantaskan diri. Untuk menyadarkan diri betapa hari ini, "ghazwul fikr" begitu nyata adanya.
Merenggut pemikiran banyak kaum perempuan. Hingga lupa fitrah sesungguhnya. Dan
secara tidak langsung, fitrah-fitrah anak yang terlahir dari rahimnya, harus terbenamkan.
Tergadaikan oleh dunia yang tak seberapa. Allaahul
musta'an. Maka, inilah misi kehidupan yang sedang saya catutkan pada diri
saya sendiri. Tak ingin muluk-muluk, meski ada title di setelah nama. Menjadi
ibu professional, in syaa Allah itulah misi hidup.
Bidang: Istri dan ibu yang senang
menulis yang berkaitan pada Ilmu parenting
Peran: Ibu rumah
tangga –In syaa Allah yang
amanah-, Penulis/blogger, dan thalabul 'ilmu (penuntut ilmu)
d. Setelah
menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan
untuk menjalankan misi hidup tersebut. Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi
Hidup.
Jauh dari sebelum menikah, ilmu parenting menjadi hal yang menarik untuk
ditekuni. Mengingat latar belakang ilmu pendidikan yang mengarah pada pola
anak, cara mendidik, manajemen kelas, dll, yang semakin terbuka lebar dalam hal
pengasuhan anak ketika jauh sebelum kelahiran anak pertama. Selain mendalami
ilmu kerumahtanggaan, hak dan kewajiban suami istri, mempelajari tentang
kehamilan dan kelahiran, dan apa-apa yang menjadi kaitan menyambut bayi, saya
dan melibatkan suami tuk mempelajari satu per satu. Benar-benar melek dan haus
akan apa yang tengah kami persiapkan. Keputusan ingin full stay at home -meski dalam kehamilan pertama dan kedua masih
menunaikan amanah di bangku S1, melahirkan, pemberian asupan terbaik seperti
asi 2 tahun, MPASI homemade, sampai pada
tahapan toilet training, menghadapi tantrum adalah beberapa hal yang sudah
dan akan dilalui lagi, in syaa Allah.
Mengingat kehadiran dou-A hafizhah
yang hanya berjarak 1y9m, melewati beberapa tahapan adalah perjuangan.
Melek ilmu dan mendapatkan support dari suami adalah kunci yang
kami berangkatkan in syaa Allah lillaah. Betapa saya dan suami saat ini sedang
menikmati proses dalam mengurus rumah tangga. Dengan mendampingi kedua anak
kami yang tumbuh kembang bersama. Dengan adanya lingkungan yang kondusif
mendukung kesemua ini. Alhamdulillaah..
- KM 0 – KM 7 (7 tahun): Menguasai Ilmu seputar Bunda Sayang. Hingga detik ini, saya masih terus belajar mengenai ilmu dasar pengasuhan anak. Sudah melewati beberapa episode di kehidupan anak-anak saat penyapih, toilet training, bahkan tantrum. Kini saatnya, saya beranjak ke langkah berikutnya yakni menumbuh kembangkan kekuatan anak sesuai fitrah yang dimiliki mereka. Tidak sulit tapi tidak mudah. Hanya perlu melatih diri agar senantiasa bersabar dalam menghadapi anak yang inginnya berganti-ganti. Namun satu hal yang saya pelajari kemudian, bahwa anak-anak saya tumbuh sesuai dengan yang saya dan suami contohkan. Maka langkah berikutnya adalah kami harus menjadi contoh yang baik sebagai refleksi dari yang kami harapkan.
- KM 0 – KM 5: Menguasai Ilmu seputar Bunda Cekatan. Penting bagi saya untuk mampu me-manage waktu dengan baik dalam mengurus segala urusan rumah tangga. Karena Bunda cekatan sendiri yang berarti adalah ilmu dalam hal manajemen diri dan rumah tangga. Saya berharap antara passion dan urusan rumah tangga dapat berjalan beriringan. Sehingga di KM 5, saya sudah bisa merasakan ritme keseimbangan antara keduanya.
- KM 5 – KM 8: Menguasai Ilmu seputar Bunda Produktif. Untuk Bunda Produktif ini, jujur, produktif bukan semata-mata dalam bentuk materi saja. Namun, bila menjurus pada materi/finansial, agaknya saya menunda dahulu. Saya tidak terlalu muluk-muluk dalam mencari pemasukan untuk keluarga. Saya percaya pada: Be Professional, Rezeki Will Follow. In syaa Allah, pemasukan keluarga, Allah tetap titipkan rezeki 100% ke suami tanpa atau dengan saya bekerja. Saya hanya ingin menikmati proses tumbuh kembang anak dahulu. Menikmati mendampingi suami dan anak-anak hingga menggapai usia yang layak untuk mandiri.
- KM 5 – KM tak terhingga: Menguasai Ilmu seputar Bunda shaleha. Dalam hal ini, yang saya pahami mengenai Bunda Shalihah adalah proses menjalani kehidupan yang senantiasa dinamis yang mengarah pada kebaikan. Sehingga prosesnya seharusnya jauh dari sebelum menjadi ibu. Semoga melalui pendidikan yang orangtua saya tanamkan dahulu bermanfaat pada kehidupan saya di hari-hari dalam berumah tangga. Dengan menuliskan apa-apa yang menjadi Nice Homework yang telah saya lalui, menjadi proses saya lebih me-manage dan menjadikan skala prioritas dalam kehidupan.
e. Koreksi
kembali checklist anda di Nice Homework
#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut
di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.
Pada checklist, sudah saya cantumkan
meski kurang spesifik dan men-detail. Ini akan menjadi catatan saya dalam
pelaksanaan ke depan, in syaa Allah..
f.
Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan
Bismillaah, semoga Allah memudahkan saya
dalam menjemput setiap kebaikan-kebaikan ini. Karena menuliskan seperti menasehati
diri.
***
Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin...
*lapkeringet...
Hanya memohon kemudahan ini kepada sebaik-baik Penolong, Allah ta'ala, dalam menjalani kehidupan
Salam Ibu Pembelajar
Basmah Thariq / Ummu Asma'