Gedung Phinisi |
Perjuangan dalam rentang waktu yang panjang menyadarkan ketika hitungan "tepat waktu" pun sesuai kadar dari masing-masing orang. Selama ikhtiar dan doa beriringan, Allah kan mudahkan. Jika dalam hal dunia kadang kita rela terpontang-panting tuk digapai, maka hal yang sifatnya kebaikan di akhirat pun tidak dengan cara santai bukan? (Bianglala Basmah -Repost dari akun Instagram sendiri @basmahthariq :D )
*
Tentang
episode saya di kemilau kampus. Tepat pertengahan Agustus tahun lalu, 2016,
akhirnya tertunaikannya amanah terakhir sebagai mahasiswi. Ada cerita yang
berepisode di sana. Di jelang tahun ke-empat di kampus, kurang lebih empat
tahun berlalu, ‘alaa bi idznillaah
–atas izin Allah, seseorang datang menjemput untuk mengutuhkan dien saya.
Dari
sanalah, cerita di kemilau kampus itu berepisode. Seperti hal yang dialami
mahasiswa umumnya, 4 tahun adalah target dalam menuntaskan statusnya. Namun,
cerita berepisode itu mengubah segalanya pada saya. Bertambahnya status dan
amanah di sela-sela menunaikan amanah akademik yang berbilang tahun membidik
saya.
'Aisyah (8m) menemani saya saat menanti dosen |
Di
tahun 2012, saat kami angkatan 2009 serentak memasuki babak tugas akhir, alhamdulillah, di saat itu saya hamil.
Hingga pada sebagian teman telah seminar judul, saya masih menstabilkan kondisi
saya yang didera morningsickness di
trimester pertama pada kehamilan pertama. Maka, baru memulai seminar judul di sekitar
bulan Maret 2013, dengan usia kandungan 6 bulan.
Dilanjutkan
pada seminar hasil di bulan Maret lagi, di dua tahun berikutnya, tahun 2015,
dengan kondisi hamil kedua usia kandungan 7 bulan. Jreng.. jreng.. jreng.. Terbilang cukup jauh jeda antara seminar
judul dan hasil. Di sela itu saya memang
sempat tidak mendatangi kampus dan mengambil cuti akademik untuk bisa fokus
memenuhi ASI eksklusif dan MPASI Asma’.
Masih
terbayang, detik-detik jelang seminar hasil, saya menangisi diri saya di
samping suami. Ia menyempatkan diri untuk mengantarkan saya sampai pada pintu
ruang seminar. Antara haru bercampur sedih karena alhamdulillaah bisa sampai pada tahap ini dengan proses yang tak
sebentar. Terbayang kondisi saya yang sedang hamil besar dan menitipkan Asma’ meski
hanya beberapa jam di rumah orangtua namun meninggalkanya hampir setiap hari. Di tambah proses menuju seminar hasil mulai
dari menanti dosen, konsul dan tetap mendapatkan koreksi pada skripsi, juga
pendaftaran seminar tetap mengantri selayaknya mahasiswa normal lainnya di
kampus. Di sana selalu ada rasa bersalah meninggalkan anak mengingat di saat
itu saya tetap nursing while pregnant
(NWP).
Maka,
setahun kemudian, barulah saya kembali ke kampus. Di antara menanti dosen, konsul, dan
menyelesaikan beberapa berkas dalam memenuhi syarat ujian tutup, kadang membawa
dou-A hafizhah. Tapi lebih seringnya
hanya sanggup membawa ‘Aisyah, dan kembali menitipkan Asma’ di rumah orangtua. Hiks..
detik-detik jelang ujian tutup |
Sampai
pada pertengahan bulan April 2016-lah tahap ini saya lakukan. Selain ujian ini
dihadiri oleh teman seperjuangan di kampus, Asma' yang telah beranjak 2 tahun 8
bulan dan 'Aisyah 11 bulan dengan pendampingan ayah dan ibu saya, juga kakak
saya yang turut hadir dalam rangka mendoakan, meramaikan dan menyemangati saya
dalam proses tersebut. :D
Menjadi
salah satu kesyukuran saya saat itu, karena alhamdulillaah
masjid kampus telah ter-fasilitasi pendingin ruangan yang membuat saya nyaman
ketika dou-A hafizhah beserta
keluarga besar *LOL* menanti saya di sana selama
proses ujian tutup.
Alhamdulillaahi
rabbil ‘aalamiin…
Beberapa tahapan tersebut menjadi begitu berepisode yang terdengar happy ending. Sebab di Agustus 2016
adalah batasan waktu bagi angkatan saya ‘harus’ menuntaskan gelar
kemahasiswaan. Bayangan antara selesaikan atau dikeluarkan
benar-benar memacu saya untuk mengupayakan terbaik, sebisa mungkin. Lagi-lagi
pertolongan Allah ta’ala dan kemudahan dariNya.
Teringat
ketika seorang dosen pembimbing di akhir pertemuan pada ujian tutup kemarin
mengatakan, “Dengan ini……… (blablabla)………
status mahasiswa sudah tidak bisa dipertahankan……… (blablabla)………” Seperti
melepas beban yang berat. Plong
rasanya. Namun, tetap ada setampuk amanah yang akan dipertanggungjawabkan
dihadapan Allah tentunya. Bukan hanya pada gelar yang mengiringi nama kita.
skripsi by me :) |
Rupanya,
tentang ilmu dan setelah menjadi orangtua adalah amanah yang perlu
diperjuangkan. Tertakdirnya kita sebagai baby
sitter Allah yang sesungguhnya menjadi bagian dari prioritas. Mengutamakan
untuk memenuhi kewajiban sebagai orangtua terhadap anak dalam menyusui full 2 tahun, bisa mendampingi dalam
perkembangan adalah kesempatan yang tak pernah terulang. Adalah rezeki saya
dalam menempuh selama 7 tahun di kemilau kampus demi bisa memenuhi hak anak
tersebut, menyusui dou-A hafizhah.
Dengan cara itu, semoga Allah ta’ala mudahkan saya dalam hal lainnya.
Alhamdulillaahi bi ni’matihii tatimmush shaalihaat…
#OWOP2017
#OWOP2
#rumbelmenulisIIP
#IIPSulsel