Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Memasuki pekan ke-3 di kelas matrikulasi, lagi-lagi baru bisa menyimak materi dan diskusi di malam hari ketika dou-A hafizhah terlelap dalam tidurnya. Kali ini, saya tertumbuk pada Nice Homework dengan berbagai rasa. Masyaa Allah.. Benar-benar berasa dibangunkan dari malam yang pekat. *padahal tadi sudah terkantuk-kantuk baca via Whatsapp.
Inilah Nice Homework yang membangunkan...
MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
Bunda, setelah kita belajar tentang "Membangun Peradaban
dari Dalam Rumah" maka pekan ini kita akan belajar mempraktekkannya satu
persatu.
Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang
utuh sampai hari ini.
- Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
- Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
- Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yang anda miliki.
- Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda?Adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas,
sekarang belajarlah memahami apa sebenarnya "peran spesifik keluarga"
anda di muka bumi ini.
Selamat membaca hati dan menuliskannya dengan nurani. Sehingga
kata demi kata di nice homework #3 kali ini akan punya ruh, dan menggerakkan
hati yang membacanya.
**
Bangunkan Cintanya!
Jujur, ini bukan kali pertama saya membuatkan surat pada suami. Meski berisikan ucapan terima kasih untuk segala kebaikannya selama ini, permintaan maaf tentunya atas segala kekurangan saya sebagai istri dan sebagai ibu atas anak-anaknya. Kemudian tetap ada seuntai kata yang berisikan untuk saling mengingatkan dalam ketaatan serta sederet harapan dan visi-misi ke depan.
Beberapa surat cinta yang telah saya buat untuk suami :) |
Sejak awal menikah, saya selalu berusaha membuat surat cinta dengan mengkonsepkan berbagai kejutan. Bentuk suratnya bisa dikatakan limited edition karena ada sentuhan handmade and heartmade by me. *emak2kekinian
Kerapkali ditulis secara manual, tapi pernah di satu waktu, surat cinta yang saya buat dalam bentuk slide power point karena saat itu saya memang tak bisa bersentuhan langsung dengan kertas, gunting, lem, dkk di hadapan anak. :'D Jadi, seringnya saya mikir keras, konsep apa lagi ya yang bisa saya buat dengan peralatan-peralatan yang mudah dijangkau dan menjangkau hatinya. Tentunya jauh dari itu, esensi dari mengirimkan surat adalah tetap mengutamakan 'isi' yang membangunkan cintanya.
Respon suami setelah mendapati surat cinta ala-ala saya, ada rasa haru karena tetap merasa selalu di-special-kan di tengah kesibukan saya setelah kehadiran dou-A hafizhah, 'alaa bi idznillaah. Ditambah moment yang saya berikan dengan cara 'menyisipkan' surat cinta pada laptop kerjanya atau menempelkan di dekat kotak bekal makan siang yang biasa saya siapkan untuknya dalam tas kerja yang tiap hari dibawanya ke kantor. Alhasil, ia akan mendapati kejutan tersebut ketika telah sampai di meja kerja di kantornya. Saya tak perlu tahu ekspresi apa yang kali pertama terlukis di wajahnya ketika menemukan surat tsb. Namun selalu menjadi catatan sendiri, setiap mendapati surat tsb, biasanya ia akan langsung menelpon dan menyampaikan apresiasinya tentang usaha saya. Meski tak sekali, baginya tetap merasa surprised dengan surat cinta dan selalu menantikan kejutan-kejutan berikutnya. Bahkan di lain waktu, ketika mendapati saya yang sedang sibuk dengan gunting, kertas, lem, dkk-nya ia langsung nyeletuk, "Masyaa Allah, tanda-tanda bakal dapat surat cinta lagi.." Katanya penuh harap. Padahal, saya sibuk membuatkan kegiatan untuk dou-A hafizhah. *hahaha.. But so far, alhamdulillaah.. Senang bisa selalu membangunkan cintanya..
Yuk, Mari Bangun dan Lihat Potensi dou-A Hafizhah!
Bagi kami, selalu ada kejutan dari dou-A Hafizhah kami. Tak jarang, mendapati di usianya dengan beragam progress yang perlu disyukuri. Alhamdulillaah..
Asma' (3 tahun 6 bulan)
Asma' ikut kegiatan Memanah di Lapangan Badar, STIBA bersama Rimayah Archery Club for Kids |
Dari segi perkembangan, berdasarkan observasi kami, alhamdulillah sudah sesuai dengan tahap usianya dan in syaa Allah tetap menantikan perkembangannya.
Sejauh ini, kami melihat Asma' memiliki jiwa pemimpin. Terlahir sebagai seorang kakak, maka ada hal-hal cukup menonjol darinya. Tampak mandiri dalam melakukan berbagai aktivitas di kesehariannya, semisal makan-minum sendiri, -maaf- buang hajat di kamar mandi sendiri, mandi sendiri, berpakaian sendiri, merapikan barang/mainan/buku-bukunya yang berserakan, menyimpan peralatan makan/minumnya yang kotor ke dapur, menyimpan baju yang telah ia pakai di keranjang pakaian kotor, tidur di kamar sendiri bersama adiknya, dan masih banyak lagi. Detail dan bertanggungjawab. Dalam beberapa hal, ketika air minum yang tertumpah, ia bersegera mengambil kain lap sendiri dan membersihkannya sendiri. Atau membuang sampah pada tempatnya, menyapu sebagian wilayah hasil eksplorasinya, dll.
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada hal baru dengan banyaknya pertanyaan yang ditujukan pada kami. Ekspresif, pantang menyerah, percaya diri, dan pengayom. Pengayom di sini ketika kerapkali kami mendapati si kakak membacakan buku untuk adiknya, meski sebatas menunjuk dan menyebut gambar. Bahkan mampu menceritakan sesuai imajinasi hanya dengan melihat apa yang ada pada buku tersebut ke adiknya. Mulai penyebutan benda-benda sekitar, penyebutan angka 1 hingga 10, huruf hijaiyyah, sampai pada pengenalan anggota tubuh. Menjadi pengingat bagi kami dan adiknya. Sering mengingatkan adiknya yang masih terbiasa "w-sitting" atau makan sambil berdiri/tangan kiri, membantu melafazhkan doa setelah adiknya bersin, dan masih banyak lagi. Masyaa Allah tabarakallaah.. Dan yang menjadi catatan bagi kami adalah di usianya, tentu memori yang sangat kuat. Sebab fitrahnya ia yang belum ternodai. Semoga Allah memelihara dou-A hafizhah kami untuk selalu dalam kebaikan dan ketaatan.
Mengingat akan hal itu, apa yang kami ucapkan, perdengarkan, dan perbuat begitu cepat direkam olehnya. Masyaa Allah, benar-benar seperti sponge, menyerap begitu mudah. Tak heran, kami berusaha semaksimal mungkin bisa membiasakan kebaikan semisal memperdengarkan murattal, selektif dalam berkata, mengenalkan kalimat positif. Selalu kami upayakan untuk melafazhkan doa-doa berdasarkan aktifitas harian yang akan-sedang-setelah ia geluti.
'Aisyah (1 tahun 9 bulan)
'Aisyah the Explorer |
Di usianya yang belum genap 2 tahun, ia sedang menjalani penyapihan, mulai kami biasakan tidur secara mandiri. Alhamdulillah, di usianya sudah menguasai banyak kosakata, koordinasi tangan dan mata alhamdulillah terlihat baik, mampu menyebutkan anggota tubuh dan benda-benda sekitar, selalu ingin makan sendiri tanpa disuap, selalu ingin mengenakan celana dan baju sendiri, menyimpan pakaian yang telah ia kenakan di keranjang pakaian kotor, motorik kasar juga berkembang dengan baik dan terlihat lebih dominan. Aktif dan cekatan, senang dan tertarik pada main masa-masakan, ingin menyuapi umminya makanan, dan tertarik pada buku-buku bacaan dan hewan. Masyaa Allah tabarakallaah..
Barakallaahu fiikum, dou-A Hafizhah..
Membangunkan Diri Sendiri di antara Suami dan Anak
Saya hanya hamba Allah yang alhamdulillah bisa mendapatkan kesempatan dalam menjemput amanah-amanah di setiap status yang melekat pada diri saya. Maka, ada rasa selalu ingin menjadi thalabul 'ilm, sebagai pembelajar dalam menjemput ke-khalifah-an di bumi Allah. Setelah menikah, tidak ada kata berhenti untuk terus belajar, meng-upgrade sebagaimana bidang yang sedang saya geluti. Senang membaca, menulis, mendesain, memasak yang simple, dan sedang menekuni dunia menjahit meski secara otodidak via youtube. Alhamdulillaah, belajar bagi saya adalah sesuatu yang membuat saya senang dan enjoy menjalaninya
Mengingat menjemput amanah tanpa ilmu jelas akan beda 'rasanya' dengan menjemput amanah yang dibarengi dengan ilmu. Tentunya amanah-amanah itu, sekecil apapun, seremeh apapun, in syaa Allah akan bernilai ibadah di sisi Allah. Hanya menjejak di ranah domestik dengan mengantungi ridha Allah dan suami, in syaa Allah balasannya pun memasuki pintu surga mana saja. Maka, melek itu perlu. Bukan sekadar "katanya orang dulu" dalam melakukan sesuatu. Allaahul musta'an.
My Header Blog |
Tentunya, saya dan suami memiliki karakter yang sangat jauh. Ibarat antara langit dan bumi. Saya melangit dengan daya imajinasi yang mampu meneduhkannya. Sedang ia membumi dengan sifat qawwam, -kepemimpinannya yang menyejukkan. Saya penyuka warna biru, dia penyuka warna hijau. Sebab itulah Allah memadukan kami dalam banyak hal perbedaan untuk saling mengutuhkan.
Proses mengutuhkan inilah kami bisa berkolaborasi dalam mendidik anak. Tentu menjadikan Al Qur'an dan Sunnah menjadi referensi terbaik dalam pola asuh anak. Semoga dengan melangit dan membuminya kami, bisa saling menggenggam hingga ke Jannah kelak, in syaa Allah.. Allaahumma aamiinn..
Lingkungan, Bangunkan Kami!
Berada di jantung kota Daeng, dengan populasi lumayan padat, namun jiwa sosial di perumahan kami tinggali semakin menipis. Perumahan dengan rumah saling bersekat di antara dinding dan pagar-pagar tinggi. Sedihnya, penghuni sekitar rata-rata pekerja kantoran dan kuliahan. Minim sosial antar warga, dengan ditambahnya sebagian dari rumah-rumah masih dalam tahap pembangunan dan renovasi. Sunyi sepanjang pagi hingga petang, malam hanya penat yang bersisa di rumah masing-masing. Satu-satunya menjadi pusat kegiatan hanyalah mesjid yang qadarullah wa maa syafa'aal sedang dalam renovasi juga.
Sejalan dengan keadaan sekitar, cita-cita untuk bisa terbangun dari kesunyian lingkungan sekitar menjadi PR terbesar kami ke depannya. Ada harapan bisa membuat semacam pertemuan, entah pengajian, majelis ta'lim bulanan untuk mempertemukan antar warga. Meski sejauh ini komunikasi antar warga bisa berjalan dalam batas maya via grup yang terbentuk di Whatsapp.
Mungkin kami belum bisa mengambil banyak peran dalam lingkungan sekitar. Maka memulai peran secara spesifik dibentuk dari keluarga. Dengan menanamkan nilai-nilai Islam pada diri dan anak-anak. Melatih kebiasaan baik, mengembangkan potensi, agar kelak bisa berkontribusi pada lingkungan sekitar.
***
Alhamdulillaah, telah sampai di penghujung NHW 03 yang benar-benar membangunkan. Besar harapan kami, menuliskan ini semacam refleksi *menandaidirisendiri. Semoga Allah memampukan kami dalam mengemban amanah-amanah ini. Allaahumma irhamnaa wa sahhalna, -Ya Allah, rahmati kami dan mudahkan kami.. Aamiin...
Salam Ibu Pembelajar
Basmah Thariq / Ummu Asma'