Seingatku, aku pernah melayangkan tanya pada mama. Tapi itu, cukuplah membuatku tersentak atas pertanyaan tersebut. Entah beberapa waktu telah terlewati, dengan kepolosan yang tak pernah terbersit dalam diri sendiri saat ini.
“Mama… mama… Apa mataharinya gak capek nyinarin bumi terus?” tanyaku saat baru saja pulang sekolah.
Dengan tersenyum, mama menjawab, “Ya gak-lah!! Kan mataharinya udah janji sama Allah.”
“Janjinya kayak gimana, ma?” Aku terheran dan penasaran.
“Matahari diciptakan sama Allah karena untuk menyinari seluruh alam. Bukan Cuma untuk bumi aja.”
“Berarti, mataharinya gak setia dong, ma?” Sanggahku.
“Lho? Kok bisa gitu?” Kali ini, mama yang terheran-heran atas pertanyaan putri kecilnya.
“Karena kan ada malam. Kalo kata mama matahari udah janji sama Allah, kenapa mesti ada malam? Jadi, mataharinya gak nyinarin seluruh alam.”
“Mataharinya tetap setia, kok!!” Mama tersenyum mendengar sanggahanku. “ Tapi, mataharinya akan menyinari negara-negara lain di belahan bumi lain. Bumi Allah kan luas. Misalnya aja, kalo di Jeddah lagi malam, di Indonesia udah pagi. Kamu kan sering nelpon kakak pas malam-malam. Dan biasanya kalo lagi nelpon jam 12 malam, di Indonesia udah pagi kan?” Papar mama jelas.
“Iya, ya.. ” Aku termanggut-manggut atas paparan mama.
“Jadi, apa yang Allah ciptakan itu sebenarnya udah pada janji semua sama Allah. Termasuk kita.”
“Apa janji kita sama Allah?”
“Kita harus rajin ibadah. Kamu kan pasti udah kenal ayatnya kan dari TPA?”
“O..oh iya, ya…” Pada saat itu pula, aku mengingat materi yang pernah aku pelajari di TPA. “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepadaKu.” (SQ Adz Dzaariyat : 56)
Sekilas, pertanyaan masa lalu menerawang hanya untuk mengais banyak hal. Yah, semoga kita seperti makhluk Allah, yang setia pada setiap janjinya. Seperti matahari yang tak kunjung lelah menggairahkan kehidupan. Seperti langit, bebas seperti tak berbatas, namun tetap menunduk pada-Nya. Dan seperti banyak makhluk Allah lainnya, mereka telah mengemban dengan baik. Lalu, kitakah yang setia?
Alastu birabbikum? Qaalu balaa syahidnaa. “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Qs Al A’raf : 172)
Hanya ingin mem-paralel-kan kisah ini dengan kehidupan hari ini.
Mari, memetik hikmah di kebun kehidupan.
***
2 comments
Bas, aku ingin setia..hehehe
Silakan, setia pada Allah :)
syukran udah berkunjung..