Menuju
angka lima dalam pernikahan bukan hal yang mudah dilewati. Bahkan ketika Allah
ta'ala telah mengaruniakan dua putri pada kami. Sebab pernikahan tetap menjadi
pertemuan dua orang dan dua keluarga yang berbeda. Hingga pernikahan tak melulu
bermodalkan cinta.
Cinta
tak selalu menjadikan rumah tangga subur. Karena tetap akan dipertemukan pada
ego masing-masing, juga kebiasaan yang sudah tertancap lama dari hasil didikan
masa lalu. Sisa bagaimana kelebihan melengkapi kekurangan pasangan. Itulah
mengutuhkan.
Maka pernikahan adalah
memupuk dan menyuburkan selalu; pada iman. Meyakinkannya tak sekadar di hati
siapa. Pun tak sekadar dilafadzkan di lisan pada moment sakral pertama yang
menjadi salah satu syarat sah pernikahan. Melainkan dilibatkannya pada amalan
setelah pernikahan itu digelar.
Maka pernikahan adalah anugerah. Tempat ibadah yang terluas meski amalan yang paling sederhana. Itulah sebabnya, pernikahan dikatakan memenuhi separuh agama. Menyempurnakan ibadah yang mungkin tak didapati dan atau tidak sepatutnya dilakukan di luar dari ikatan suci.
Begitupula pernikahan menjadi tempat belajar. Belajar untuk terus memupuk dan menyuburkan iman dalam pernikahan. Menguatkan cita dengan saling menggenggam pada nasehat menasehati dalam kebaikan-ketaatan, pun pada kesabaran. Sebab mengelola hati, memainkan peran penting dalam menapaki sepanjang perjalanan pernikahan. Semoga iman inilah yang terus terpelihara, hingga mengantarkan pada ridha Allah dan menuju JannahNya, kelak.
Wallaahu a'alam
untukmu, AF yang menjadi
pengutuh dalam dien-ku,
jazakallaahu khaer wa barakallaahu fiik :)
jazakallaahu khaer wa barakallaahu fiik :)
#karyaceria #owop #rumbelmenulisiip