Sejak awal, kita tak
kan pernah bisa lepas dariNya, termasuk di saat kepasrahan yang selalu
melintas, semestinya tawakkal langsung didekap untuk lebih kuat bertahan.
Ini tentangku di
kemilau kampus, yang selalu merasa terperangkap oleh zona ..si ..si
(presentasi, diskusi, dan simulasi kelas) hingga tak jarang luput dari
persiapan ujian. Di saat hari H ujian, barulah meminta diri ini untuk
bersikeras mendalaminya.
Cerita dari mata
kuliah Statistika, ada nilai yang terkenang. Buku statistika-ku yang tadinya
hanya penuh coretan-coretan yang tak jelas memintaku untuk mengerjai latihan
soal-soalnya demi satu momen yang akan datang beberapa jam lagi. Yah, ujian statistika
yang akan tergelar di siang hari mengalihkan perhatianku. Benar-benar perasaan
yang terdesak dan dibuatnya ku mengerti hanya dalam hitungan beberapa menit
saja. Oh, Allah! Beginilah jadinya hamba
yang tak pernah ada perhatian penuh pada mata kuliah ini. Bukan karena mata
kuliah ini sebenarnyanya, tapi pada suasana kelas dan tempat dudukku yang tak
bisa melihat langsung ke arah papan tulis. Ditambah dengan mata minusku. Kilahku selalu.
“Ya
Allah, semoga ini yg masuk, Amiin!!”
Selepas memecahkan
beberapa soal statistika yang dianggap paling inti, bersama seoarang saudariku,
Ana, akhirnya kami sepakat membubuhkan sebuah pesan singkat pada lembaran dimana
kami sama-sama menyelesaikan soal-soal latihan statistika agar upaya beberapa
menit lalu bisa menjadi bagian yang menentukan beberapa jam lagi.
Jelang ujian digelar,
sebagian teman-teman mulai gusar mengambil posisi strategis untuk kenyamanan
masing-masing. Aku dan Ana hanya menyaksikan dalam diam atas kegusaran mereka.
Dengan begitu percaya dirinya, kami justru mengambil posisi terdepan. Meski
rasa gugup masih terus menguasai diri. Toh, posisi manapun akan terpantau jelas
oleh Allah. Jadi, tak perlu mengkhawatirkan posisi dimana kita akan duduk, tapi
yang perlu dikhawatikan adalah bagaimana kita bisa jujur dalam mengerjakan
ujian tersebut.
Semenit, 2 menit, 3
menit, …5 menit berlalu. Belum ada tanda-tanda dosen kami datang. Sesekali,
ketua kelas kami menghubunginya, tapi hasilnya suara operator bernada “nomor yang anda tuju sedang sibuk”
secara berulang dari seberang yang menjawab. Keresahan mulai merayapi satu per satu kehidupan
kelas kami.
“Kayaknya gak jadi
ujian. Soalnya dosen yang ini gak biasanya telat.”
“Iya, biasanya beliau
datang lebih awal dari waktu yang disepakati.”
Akhirnya, 30 menit
telah berlalu mengantarkan kehidupan kelas pada suasana keresahan kerisauan,
kegalauan, dan ke…ke..an lainnya. Satu per satu mulai memilih meninggalkan
tempat. “Kayaknya benar-benar gak datang!” Keluh seorang teman.
Aku yang duduk sejak tadi memandangi secarik kertas berisi soal dan penyelesaiannya hanya melirik ke arah
Ana yang sama-sama sedang menunggu kedatangan dosen.“Pesan kita sedang diproses, ukhti..”
Kataku berusaha menenangkan diri dan ia sambil menunjukkan pesan singkat yang tertulis di atas lembaran
tadi.
“Iya. Kalo gak jadi
datang, bakal saya kerjakan semua soal latihannya.” Janjinya dengan semangat ‘45.
Sepintas, ada banyak penyesalan
yang akhirnya ditinggalkan begitu saja di kelas saat kesabaran tak lagi bisa bersama
bagi yang tidak menerimanya. Sedang aku berusaha menyemangati diri. Semoga Allah selalu menyediakan perasaan-perasaan yang baik ini pada kami lebih dari biasanya.
Benar
saja, pesan singkat itu Ia jawab sesuai harapan di saat ujian berlangsung di pekan
selanjutnya. Dan catatan ini hanya ingin menyisakan ruang lebih di
hati, bahwa melibatkanNya pada diri-diri ini perlu. Agar bisa mengayakan hati
karena muara hidup kita kepadaNya kan?
Teruntuk Ana: yang telah memilihku sebagai saudarinya,
Pesan singkat yang menyenangkan
Terima kasih Allah, untuk balasan dari pesan singkat ini..
16 comments
aduh kak, gak ngerti bagian terakhirnya... bahasanya ketinggian, wkwkwk
@354 Awan Putih Masa' sih? padahal udah dibuat sesederhana mungkin lho.. Atau mungkin karena belum jadi mahasiswa ya?? Haha..
jadi inget kuliah dulu. kata seorang teman, posisi duduk menentukan nilai. wkwkwk... dan sebenarnya kalo udah siap dan belajar, pasti tenang dah kalo ujian gitu
MasyaAllah.. ujian akan terasa mudah kalau menyerahkan segala sesuatu pada-Nya
semangat!!!
-----
templatenya manis kan? hehehehe, Subhanallah :) sudah ada banner juga kan? hihihihi, mantaaappp...!!
@Nurmayanti Zain Syukran kakakku.. ^^
Tapi, template-ku gak secantik punya kak May.. soalnya gak ada corel, jd bikin d photoshop nih :(
mau minta tolong nih, buatin background sndiri..kak May mau bantu?
@rusydi hikmawanBenar kak,sepertinya istilah itu masih berlaku.. Tapi, akan berbeda kalau semuanya bisa kita raih dari usaha yang murni walaupun harus mendapat nilai yang bagi manusia itu gak bagus.. :)
yaah, jadi ke inget deh kalo senin uda mulai ujian -____-
nice share kak :D
hehehe
@Eva Dina LathifahWuah, semangat ya.. Makasih jg :)
Ada yang rumah baruuuu.. :)
Bagus.. Cerah nampaknya Basmah.
Jika tak bisa melihat papan tulis langsung, maka jadilah orang yang pertama tiba di kelas dan mengambil tempat terdepan. Hehe..
@Bianglala Basmah ini pun sudah manis loh basmah :)
sip~ nanti kita obrak-abrik blog buat bikin background-nya yaahh ;)
kalau basmah minta kakak yang buat backgroundnya *jleb, mana bisa aku(?) huhuhu~ backgroundku nan luar biasa itu dibuat oleh adikku tercinta. ahahahahaha~ sip aku bantu InsyaAllah
@Nurmayanti ZainIya, mohon bantuannya ya kakak.. :)
#syukran qabla..
salam bloof..
saya suka dengan kata2 biar dimana pun kita duduk saat ujian pasti terlihat oleh Allah..
kalau matax min datang awal baru duduk paling depan.. :D
@Arya Poetra Iya, kak Arya.. Ganti tampilan nih.. soalnya banyak sekali yg protes kalo tampilan sebelumnya gelap..
Takut aja nanti yang baca ikutan sendu.. Hihi..
Udah duduk di depan, tp selalu paling pojok.. soalnya mata kuliah yg ini belajarnya gabung sama kelas lain.. :(
@Muhaimin A UntungDosen sy selalu datang lebih awal dari kesepakatan.. Kuliah jam 1, tp biasanya dtg jam stngah 1. Saya biasa telat karena shalat dulu..
Jadi, selalu dpt tempat di depan tapi yang nyaris nempel ke tembok.. :( jadi percuma..
salam bloof juga.. ^^
Alhamdulillah.Sebenarx bukan terletak pd dimana kita duduk, namun pd pesan singkat yg tertulis tanpa kesengajaan nan penuh harapan. Dan Allah memudahkan kita dengan mendatangkan soal yang sama meski dgn angka yg berbeda. Syukran ukhtii tlah menuliskan cerita tsb. Uhibbukifillah :)
si Ins..Ana
@AnonimBenar ukhti ins-ANA..Sama-sama ukhti, atas ceritanya. Jangan bosan untuk bersama mengukir cerita. Ahabbakilladzii ahbabtanillah.. :)