Di antara pergantian waktu, ada sisi-sisi yang menarik untuk dicermati. Terkadang waktu yang telah lampau mampu menghadirkan beberapa kisah yang mungkin luput dalam benak saat diri terlampau letih memasuki ruang waktu yang sesak.
Tapi, sisi inilah yang justru kerap kali memunculkan lisan-lisan ini untuk kembali memuji Allah, Rabbul Izzah, yang tidak pernah menyia-nyiakan siapapun yang mengharapkan keridhaanNya, dan tidak pernah menampik siapapun yang memanjatkan doa kepadaNya.
Setelah mengarungi perjalanan Kurma17 pada sesi ta'aruf dengan bergelut di dalamnya menjadi anggota, maka usailah kepengurusan yang dinaungi oleh kakak-kakak kelas. Dan pada akhirnya, tongkat estafet ini sudah berada di tangan angkatan saya.
Usai bergulat melalui perdebatan yang cukup sengit pada pemilihan Ketua Umum Kurma17, maka ditentukan siapa yang akan memboyong kepengurusan selanjutnya. Meski mengalami banyak hambatan dalam prosesnya yang memakan waktu dua hari untuk menentukan siapa yang 'klik' pada visi-misi Kurma17.
Entah karena apa penentuan ini dipersulit. Dengan hadirnya argumen-argumen yang menjatuhkan, hingga memunculkan keraguan pada peserta musyawarah ini.
Saya yang terlampau bersikeras mempertahankan argumen tentang ia yang insya Allah mampu akan menjalani amanah ini ke depan, menilai ini cukup tidak adil.
Untuk apa? Untuk apa mereka mencoba mengusik kekhilafannya yang menghasilkan keraguan kami?
Mengupayakan diri untuk berhusnudzan pada Allah bahwa siapapun ia yang berada di posisi itu, mungkin bertindak hal yang sama. Tapi, kenapa mereka tidak melihat sudut lain?
Setelah upaya pertahanan satu sama lain terus bergulir, maka tercetuslah ia menjadi Ketua Umum Kurma17 yang dilakukan dengan ijab qabul di sebuah masjid yang menjadi persaksian bisu.
Rasanya moment ini sedang 'in' oleh beragam ekskul yang menyeruak di penjuru Jubel usai memunculkan pemimpin-pemimpin baru yang bersemi di bulan Desember dengan caranya masing-masing.
Sampai akhirnya, Osis/MPK pun dalam masa pengakhiran memunculkan calon-calon baru untuk ke depan. Setelah melakukan beberapa tahap penyaringan, maka mengantarkan para kandidat Jubelers ini ke final, kampanye makan-makan. Itu artinya, tak lama lagi perekrutan kepengurusan baru segera digelar.
Disela-sela kesibukan yang bergumul di akhir tahun, tanpa disangka Ketua Umum Kurma17 yang baru ia sandang, mendatangi kelas saya. Awalnya, saya tak ingin menanggapi kehadirannya yang mengumbar senyum. Tapi, saat saya menangkap kata-kata "pemilihan ketua akhwat" akan digelar, saya pun mengurai tawa lepas. Dan selanjutnya, saya memaparkan tentang kata-katanya itu yang membuat dirinya pergi tanpa kata.
Tak apalah, jika ini sikap awal sebagai "pemimpin" yang peduli.
Sebelum amanah menjemputku lagi, harus banyak lagi doa-doa yang kurangkai sebagai wajah cita-cita. Meski di tengah aktifitas berjubel di Jubel tak terelakkan.
[PKTI, LPJ ke FUM, dan penyambutan Semester II tahun kedua di Jubel..]