A’uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim..
Sungguh,
aku berlindung kepada Allah ta’ala dari
muara syaithan la’natullaah ‘alaih
yang sesering ia menembus celah manapun untuk mengalihkan kita dari orbit perjuangan Islam.
Ungkapan permulaan (ta'awudz) tadi bisa jadi sering kita ucapkan. Namun terkadang kita
luput mengiringinya dalam diri ini pada banyak aktifitas untuk mengenal lebih
dekat tentang apa-apa yang menjadi bagian dari seorang khalifah di muka bumi
ini.
Setelah pendeklamasian
atas pembatalan konser yang belakangan digaungkan di berbagai media, komentar
beruntun langsung bertebaran di mana-mana. Ya, pro-kontra meramaikan jejaring sosial lagi. Menyedihkan, ketika pihak pro menyayangkan
atas pembatalan tersebut kemudian menyudutkan pihak-pihak yang mengakibatkan di
antara alasan pemutusan pembatalan tersebut.
Seketika
itu pula, ada saja kekhawatiran yang terangsang dari status-status yang berjejalan
di jejaring sosial. Di satu sisi, kesyukuran berlimpah karena satu kebathilan yang akan menyapa negeri ini
bisa dihandle. Tapi, di sisi
selanjutnya, kita patut bersedih sedalam-dalamnya karena kecaman dari sebagian
kita, ya, mereka yang “belum siap” menerima keputusan atas pembatalan konser
tersebut.
Ada gerangan
apa negeri ini? Apakah sebagian kita, “si mereka” mulai di gugu GAGA dan
membenarkan pihak mereka tanpa mempertimbangkan segala sesuatu yang justru akan
membawa pada suatu kemudharatan yang lebih besar? Sebagian kita, boleh saja hanya memikirkan keuntungan,
kesenangan, dan kehedonisme masing-masing. Tapi, pernahkah sekali duakali mau memikirkan
kondisi negeri ini. Minimal generasi muda yang mulai melarut dalam hingar bingar yang tak jelas ujungnya. Mau di bawa kemana kami jika hal yang seperti ini
teramat sulit dipertegas? Memang, kita tak bisa menyalahi sepenuhnya kepada
mereka. Alasan mendasarnya, karena semua bermuara pada belum kuatnya pemahaman
dan kesadaran dari masing-masing. Dan semoga hidayah itu tersampaikan pada mereka.
Kelak, pertanyaan-pertanyaan
itu akan tetap menjadi sebuah “tanya” yang akan membawa kita untuk mengintrospeksi
masing-masing. Ketika suatu keberlangsungan dalam menyerukan kebaikan (dakwah) masih
akan terus berjalan hingga kehidupan Islami menjadi aturan sepanjang hembusan
nafas. Maka, mari memergoki apa yang telah kita perjuangkan untuk Islam selama
ini.
Hari ini,
begitu banyak orang Islam. Tapi, dari kebanyakan belum mampu untuk menerima
Islam secara baik. Hari ini, memang sudah banyak orang yang menerima Islam. Tapi,
belum semua mampu berkomitmen pada nilai Islam. Ya, sampai hari ini pun, ada
orang-orang yang bisa berkomitmen pada Islam. Tapi, belum sepenuhnya komitmen
itu digenggam dengan baik.
Rupanya,
keadaan ini yang akhirnya masih belum menyelesaikan tugas kita sebagai khalifah
di muka bumi ini. Dalam waktu yang sama, kemaksiatan terus saja berlari
sekencang mungkin hingga kebutuhan untuk menyerukan kebaikan (dakwah) pun
sedemikian besar. Wallaahu a'lam.
~Mari,
merapat untuk perjalanan panjang yang masih ada untuk kita..
7 comments
Ya, ada perkataan seperti ini:
"Tak cukup hanya dengan berilmu"
Semoga kita senantiasa diberi kekuatan tuk mengaplikasikan ilmu yang kita peroleh. Masalah "kiblat" generasi sekarang, patut dipertanyakan. Kita yang "tahu", mari terus menyampaikan apa yang benar. Sebagai bentuk perjuangan terkecil kita tuk Ad-Dien ini.
Mari, senantiasa mengingat bahwa, siapa sebenarnya kita jauh di waktu yang lalu? Sebuah sel, bahkan sebuah ketiadaan. Membayangkan kita adalah sebuah ketiadaan pada awalnya, semoga cukup tuk menggetarkan hati yang terlanjur ditutupi dinding kesombongan..
#Amin
"Hari ini, begitu banyak orang Islam. Tapi, dari kebanyakan belum mampu untuk menerima Islam secara baik. Hari ini, memang sudah banyak orang yang menerima Islam. Tapi, belum semua mampu berkomitmen pada nilai Islam. Ya, sampai hari ini pun, ada orang-orang yang bisa berkomitmen pada Islam. Tapi, belum sepenuhnya komitmen itu digenggam dengan baik"
Subhanallah...., aku suka deretan kalimat ini, sebuah gambaran masyarakat Islam di negeri ini, bagaimana bisa berkomitment dengan baik dan benar dari hulu hingga hilir dikuasai orang2 sekuler, agama hanya dijadikan tameng atas statusnya, tapi aku tetep yakin, selama di negeri ini masih ada orang2 seperti adik Basmah, insya Allah, hidayah masish ada....
"saya seorang muslim, namun sangat menyayangkan pembatalan konser lady gaga karena membatasi kreativitas seni" satu dari sekian banyak komentar menjijikkan yang saya dengar dari berbagai media yang mempertegas bahwa Islam hanya pelengkap identitas bagi sebagian orang, dan sebuah kemunafikan yang terang-terangan.. :)
Maka beruntunglah orang-orang yang diberikan hidayah untuk memperjuangkan Dien ini...
sangat beruntung,,,,
@Arya PoetraAllaahumma aamiin..
@Insan RobbaniAllaahumma aamiin..