“Aku
tak tahu alasannya ketika aku bertanya pada diriku sendiri. ’Mengapa aku jatuh
cinta padamu?’. Karena cinta selalu
datang tanpa alasan.”
(Drama Korea, Miss Ripley episode ?–tidak
tahu-)
Maaf sebelumnya, kalimat ini terlihat agak nyentrik memulai sebuah tulisan
ini. Karenanya justru menyulut perdebatan yang tak sedikit terutama padaku di
kalimat terakhir. Awalnya berniat menonton tv dan memindahi dari satu program
tv ke program lainnya secara acak. Dan terhenti pada sebuah chanel yang tengah
menayangkan drama Korea ini. Bukan aku mengikutinya, tapi terhenti tidak
memindahi ketika kalimat tadi terlontar dari seorang pria yang tengah
memberikan alasan cintanya pada seorang wanita. Dan di akhir alasannya semakin
menyulut tanya besar dalam diri, “Apa iya, cinta datang tanpa alasan?”
Ingatanku tiba-tiba terluapkan pada banyak peristiwa,beberapa teman yang
seringkali mengadukan kisah cintanya yang sedikit banyak menghadirkan
buliran-buliran bening mengapung di ujung matanya. Berakhir tragis? Dikhianati, diputuskan secara sepihak, dan
ditinggal karena menikah dengan yang lain. Mungkin.
Bisakah cinta datang tanpa alasan? Kalau saja datang hanya untuk melukai
dan dilukai, kecewa dan dikecewakan, lalu ada sebuah tanya yang ingin kuajukan
pada Tuhan, “Mengapa bisa Engkau
menyisipkan perasaan ini di hati-hati hambaMu ini?”
Dalam fragmen yang menyertakan keadaan ini, kadang aku harus menyesaki
karena ada ruang keprihatinan melihat betapa banyak akhirnya menyalahi cinta
yang katanya datang membawa sejuta kejutan manis. Mengantar pada cerita cinta
‘indah’ namun dalam waktu seketika bisa saja menebas perasaan dengan mudah
ketika ada akhir yang berujung menyalahi sebuah senyawa bernama cinta. Pada
sisi lain, aku pun kembali harus meluapkan rasa syukur atas segalanya karena
masih terselamatkan dari kondisi tersebut, kondisi masih terjaga.
Seringkali ada kita
yang tersudut asyik dengan cerita yang ramai dibersamai sekawanan manusia. Ya,
kita terlalu banyak mengenal histori cinta menggenaskan yang telah dikamuflasekan
untuk dijadikan cerita indah. “Cinta tak direstui” yang akhirnya menjadi sebuah
tumpuan cinta kebanyakan. Kisah cinta Romeo
and Juliet salah satunya yang telah membuat banyak hati manusia tergugah
oleh kisah romantismenya. Lalu, pada Kisah Valentine yang tak ubahnya cerita
yang berlatar pengingkaran cinta tak direstui dari banyak pihak dan anehnya terdeklamasikan
menjadi hari cinta sepanjang sejarah.
Jika cinta datang
tanpa alasan, dimana letak cinta sesungguhnya?
Pernahkah kita
berusaha mengejar atau minimal mengenal kehidupan cinta Rasulullah shallaahu
‘alaihi wasallam terhadap Khadijah radhiyallaahu ‘anha atau bersama ‘Aisyah
radhiyallaahu ‘anha? Kisah kehidupan Nabi Ibrahim bersama Sarah begitupula
bersama Siti Hajar? Atau kisah-kisah lainnya yang membawa kita tahu, bahwa
cinta datang pada sejumlah alasan untuk dirunut. Cinta orang-orang yang bisa
menikmati keimanan padaNya. Mari, luangkan sejenak untuk merenungi kisah-kisah
orang-orang terdahulu yang berhasil menjalani keislaman mereka karena cerita
cinta yang secara nyata ada, bukan dalam bayang-bayang fiksi.
Teruntuk yang sering
mengagungkan cinta; semoga bisa memahami bahwa penempatan cinta kepadaNya yang
tak membuatmu saling menyalahi, kecewa, dan terlukai. Sekalipun kita
menempatkan peran ini pada apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana.
Sesungguhnya, cinta
telah datang dengan sejumlah alasan yang semestinya memang dipahami. Cinta
mengantar pada alasan ‘mengapa’ terhadap jalinan kuat yang saling berpengaruh
hingga kadar cinta tak mengurangi porsi seseorang terhadap efek yang membawa
cerita yang lebih merona indah. Percayakan kesemuanya bahwa Allah menyisipkan
cinta untuk menundukkannya pada tempat yang direstuiNya.
“Dan kunci-kunci semua
yang ghaib; ada padaNya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui
apa yang ada di darat dan di laut. Tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan
Dia mengetahuinya. Tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak
sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfudz).” (QS. Al An’am : 59)
Jikalau dedaunan yang berguguran saja memberi sejumlah alasan, bagaimana
dengan cinta yang sengaja dihadirkan untuk kita?
“Ada tiga hal yang jika seseorang
memilikinya pastilah dia merasakan kelezatan iman; (1) menjadikan Allah dan
RasulNya menjadi yang paling dicintai darpada selain keduanya, (2) mencintai
orang lain karena Allah ta’ala, (3) tidak senang bila dirinya dicampakkan ke
dalam ke kafirannya yang lalu sebagaimana dia tidak suka dicampakkan ke dalam
api.” (HR Bukhari)
Jelas, alasannya agar kita merasakan keimanan kita. Maha Suci Allah, untuk
segala cintaNya..
16 comments
bahkan dalam islam, mencintai itu harus dengan alasan karena ALLAH, dan memilih pasangan hidup itu juga sudah di anjurkan dengan kriteria tertentu oleh rosulullah bukan?
nice post..
3 hal yang jika dilakukan akan dapat merasakanmanisnya iman, mencintai Allah, Mencintai Rasulullah, dan Mencintai Sesama manusia karena Allah
Buat apa mencintai, jika kita tak mempunyai sedikit pun alasan?
Bahkan cinta itu sendiri pun merupakan sebuah alasan utk tetap bertahan...menjadi seutuhnya manusia dan hamba Tuhan... :D
Hmmm..
Keren ini tulisannya!!
Like this yoo!!!
- Jangan Mencintai jika dirimu tidak mencintainya
- Jangan mencintai jika dia tidak mencintaimu
- Jangan mencintai jika ortu tidak mencintainya
- Jangan mencintai jika Allah tidak mencintainya..
Wah, cerita cinta...sesuatu banget...Galau nih~... :P
@MUHAMMAD RIDWANBenar banget.. Dan menjadi sebuah syarat agar segala yg kita cintai bisa diterima di sisiNya..
Makasih :)
@Mamon^^ makasih udah berkunjung dan menyisakan jejak..
@Nick SalsabiilaBenar, menjadi seutuhnya dengan sejumlah alasan. Agar tak ada kesia-siaan dalam hidup kita..
syukran udah menyisakan jejak disini.. :))
@Hana EsterMakasih :) ~masih belajar kok!! :)
@Insan RobbaniWah.. bisa jadi syarat cinta ya? ^^
@farid maricarYah, selalu sesuatu banget untuk membahas ini..
Kayaknya lebih galauan di postingan Farid nih.. hm.. :D
Cinta pada dasarnya adalah bukanlah sesuatu yang kotor , karena kekotoran dan kesuciannya bergantung kepada kita. Jika kita mengarah cinta itu kepada kebaikan, maka terbitlah cinta yang suci dan halal. Jika kita mengarahkan cinta kita berlandaskan hawa nafsu semata–mata, maka terbitlah cinta yang kotor dan haram. . .
Islam adalah agama fitrah. Kerana itulah Islam tidaklah membelenggu perasaan manusia. . .
Islam tidak mengingkari perasaan cinta yang tumbuh pada diri seorang manusia. . .
Akan tetapi Islam mengajarkan pada manusia untuk menjaga perasaan cinta itu, dirawat dan dilindungi dari segala kehinaan dan apa saja yang mengotorinya. . .
Islam membersihkan dan mengarahkan perasaan cinta. . .
Cinta itu hendaklah dikawal, Bukan Dihalang, karena Cinta adalah Fitrah ^_^
InsyaAllah
cinta yang datang dengan alasan <3 burung pipitku...
dapat award nih dariku :) diterima ya
--lihat juga pengumuman pemenang giveaway kemilau cahaya emas~
http://www.nurmayantizain.com/2012/02/pemenang-giveaway.html
@Kaito KiddMasya Allah.. :))
@Nurmayanti ZainMasyaAllah.. aku akan segera membawanya pulang.. jazakillah kakak.. :D