Ada rasa sesal yang mulai menyeruak akhir-akhir ini. Memprotesi diri karena luka yang tak kunjung sembuh. Mungkin seharusnya sejak awal ia berpinta untuk tidak menjumpai seseorang yang telah menyisakan luka yang menganga. Walau detik selanjutnya, ia mencoba menepis hal itu untuk melayarkan sisi positif ditiap perjumpaannya. Tapi, tetap saja luka itu perih, meski telah terbalut perban dengan rapat. Karena ia ingin berlari dengan kakinya sendiri. Mengurai senyum untuk mengejar sesuatu yang belum terlihat jelas. Merangkai mimpi-mimpi yang belum utuh, pun menenun asa yang sempat terurai. Lalu, menikmati setiap suka dan duka yang akan disuguhkan dari langkah-langkahnya yang sempoyongan. "Karena jatuh, untuk bangkit."
Buku Antologi
Terbaca Selalu
-
Di sudut panggung megah ini, langkahku tak juga bergeming. Meski, sesekali mata ini terus mencari wajah...
-
Di sini, ku menepi di sudut kamar K ala pertemuan senja dipenuhi awan berarak jingga Selalu, kau mengukir hariku dikesepian I ngatka...
-
:dari Negeri bernama KKN Saudara… Hari ini, jiwa dan naluri kita kembali terluka atas adanya sebuah kata perrpisahan. Namun, percaya...
-
Aku tak pernah berpinta Untuk menjadi tulang rusuk atau bahkan mencurinya darimu, Padamu, Pemi...
-
Saat Sedih datang... BERDO'ALAH... Deraskan keluh kesah pada Sang Pencipta untuk menemukan jawaban Kedepannya... Saat jenu...
-
Pemuda adalah Ibrahim yang dengan kampaknya menebas leher paganisme yang dengan kekuatan argumentasinya menghancurkan kesombongan sang tiran...
J e j a k
Followers
8 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)