Selepas mata mengerahkan pada kelas yang pernah terlalui dibeberapa waktu lalu,
naluriku ingin menarik-narik kembali tentang banyaknya ‘pertemuan’. Tak pernah menyangka,
bahwa seringkali perkuliahan mengajakku bergegas menyaingi waktu fajar. Menanti
dosen, tugas yang menggugat, dan jarak antara kuliah ke kuliah dengan perentangan
waktu yang berkepanjangan. Hanya untuk menemui kembali setumpukan tugas yang
akan bisa berlama-lama berhadapan dengan buku, laptop, kelas, dan anak.
Menemui zona ..si, ..si, ..si tak lepas dari menguras
energy dan emosi. Dan menjadi tetap, bahwa kesemuanya akan berakhir. Akhir dari
perjalanan sebuah kelas yang disuguhi bersama, akhir dari perkuliahan hasil eksekusi
di beberapa semester lalu untuk menyingkatkan waktu, dan akhir dari pertanda kita
lepas dari penantian dosen yang jamak dilakukan.
Rupanya masih banyak kisah mengendap yang hanya bisa
dibawa pecah oleh senyum, tawa, dan tangis. Ketika pertemuan terakhir seorang dosen
berujar dengan perasaan tertahannya di hadapan kami, “Kalian, akan berakhir dengan
segera in syaa Allah..” Lalu, di sudut mata beliau menitikkan air mata kesedihan
bercampur bahagia. Saat itu, ada yang baru tersadar betapa gegasnya waktu berlari
dari pergerakan kita. Sedang untuk berbenah menyimpan memori kelas-kelas yang
terlalui pun sungkan. Kemudian, lagi dan lagi hanya bisa meratapi semua dengan kenangan.
Bergegas mengejar tugas akhir untuk meraih mimpi-mimpi selanjutnya.
Karena kita pernah ada, bertemu, dan bersama; “Maukah kita akhiri dengan tetap menjalin keberadaan
ini, bertemu dan bersama?”
Untukmu
juga untukku; yang sama-sama ingin meraih S.Pd, juga semoga ridha Allah ta’ala.
Setelah
berbilang bulan, tulisan ini baru bisa menyapa.
1 comment
semangat terus mba., salam kenal., :)