“Yaa.. Islamnya saya kan karena dari kakek nenek saya
yang udah dari sananya Islam! Saya sih, ngikut-ngikut aja..”
“Kalo inget
dulu bagaimana jahiliyahnya saya, duh maluu..”
“Lho kok bisa
ya, saya milih ekskulnya kayak Rohis? Padahal waktu SMP saya anak
cheersleaders!”
(Kutipan dari mereka yang kini telah menerima
Islam secara kaffah)
*
Pernah merasa seperti kutipan-kutipan
di atas? Ah, ini belum seberapa yang pernah kita dengar. Simple, tapi ‘ada’
yang merasa terheran-heran dengan dirinya sendiri. Sebab masih ada yang lebih
jahil (baca: bodoh) yang bisa jadi kita akan tercengang berkali lipat kemudian
hanya bisa berucap mengagungkan asma-Nya.
Apakah kita benar-benar
butuh alasan untuk menelusuri takdirNya? Mencari tahu, kenapa tiba-tiba kita
berada di sini, di jalan ini dan (menganggap) terperangkap, meski
keterperangkapan ini berupa dalam ketaatanNya?
Memilih kata ‘terperangkap’
sebenarnya hanya menuliskan bentuk kata yang berarti ‘yang telah direncanakanNya’. Hanya saja, merasa kata ‘terperangkap’ ini
disuguhkan disini, ketika kita sebagai manusia, baru bisa merasakan atau
melihatnya setelah terjadi apa-apa yang belum pernah terbersit sebelumnya. Ya,
tiba-tiba saja kita merasa meng-iya atau tidak-kan diri kita pada
sesuatu (atau seseorang). Kemudian akan terlihat ke arah mana kita melaju.
Begitu kan?
Tahukah? Sesungguhnya
Allah ta’ala telah memberikan kecenderungan dalam hati-hati manusia untuk
melihat, mendengar, dan merasakan dengan cahayaNya. Sejauh mana seseorang
memberikan kecenderungan di antara dua pilihan yang telah ditetapkanNya sejak
awal; baik atau buruk, maka kecenderungan ini akan mengikuti ke
arah mana ia akan pergi. Kembali lagi, bergantung pada amaliah seseorang.
“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah*,
niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan
seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.”(QS Az Zalzalah (99): 7-8)
Begitulah memang,
rencanaNya begitu cantik untuk sekadar dipahami oleh indera manusia. Bahkan
sekuat apapun rencana kita untuk mengerahkan kita ke tempat yang lebih, Allah
dengan segala kemahaanNya akan memberikan kecenderungan berdasarkan kebutuhan,
bukan keinginan dari sang hamba.
Dan sekali lagi, kesyukuran
tetap perlu ditanamkan dalam setiap diri kita atas nikmatNya yang tak pernah
lengah. Sebab, adakalanya ia bagian dari anugerah dalam kemudahan untuk
(me)ngenalNya, dan melihat kenyataan bahwa ada pula yang harus
(di)kenal(kan)Nya dengan berbagai bentuk kehendakNya.
Merasa terperangkap
dalam ketaatan? Ya, ucapkan alhamdulillaahi
rabbil ‘aalamiin..
***
~Fiuh, di ujung tulisan ini,
aku harus menghindar dari kakak laki-lakiku yang ingin tahu adiknya ini sedang
menulis apa. Tentu saja, ada banyak faktor yang menyebabkan ia seperti itu. “Kak, bisakah engkau berhenti mengintaiku?
Aku tak sedang menuliskan tentangmu.. Tentangmu nanti sajalah, setelah saya benar-benar
terperangkap sesuai kehendakNya!”
(Merasa diajari lagi
oleh Allah perihal takdir yang bermuara
pada keikhlasan, kesabaran, dan
kesyukuran untuk menggapai keridhaanNya)
*Kata dzarrah, berarti debu yang berterbangan di antara
cahaya matahari. Atau debu yang menempel pada suatu benda. Sebagian ulama pun
menafsirkan, bahwa dzarrah adalah semut yang paling kecil.
8 comments
meng-iyakan diri kita pada sesuatu (atau seseorang).... uhuk uhuk uhuk! hahaha
baarokallohu lakuma, kak...
afwan mungkin saya berhalangan datang di hari bahagia ta'...
Beberapa waktu lagi akan memasuki 'perangkap' yang manis yaah... Barakallah..
eh, yg itu bukan perangkap kali yah? Hehehe :D
perangkap yang manis...
perangkap-Nya selalu manis..
terperangkap, suka deh. kata2nya ukht.
begitu terperangkap hehe.. MASYA ALLAH SMOGA TTEP ISTIQOMAH kita smw aamiin.
@Awan Putih*Apa perlu aku membawakan segelas air ke sekolah atau rumahmu, dinda? Sepertinya, adikku ini sedang keselek? #eh..
Aish, gak ada awan putih, gak seru!
Laa ba'saa.. InsyaAllah saya akan cegat dirimu di sekolah.. ^^
@RifaahWa iyyaki.. jazakillah doanya..
Dimana kakak waktu di meskam?
Ehh? May be. May be yes, may be no! ^^
@RahMaAihh, benar sekali.. PerangkapNya, ya.. :))
@Annur eL KarimahAllaahumma aamiin..
Saling mendoakan ya, ukhti.. :))