8 Oktober 2024

Cerita di Pembukaan Tema

Posted by bianglalabasmah at 10/08/2024 03:15:00 PM 0 comments


"Ummi, tadi pembukaan tema ketiga surah an-Naba'."
Sambut Aisyah sepulang dari Kuttab.

Aisyah dan teman-teman dari kelas Qonuni 2, baik akhwat dan ikhwan diarahkan ke masjid Nurul Wakaf. Sesampai di masjid, semua santri diminta untuk menutup mata dengan slayer yang telah diamanahkan untuk dibawa.

Setelah semua dipastikan telah menutup mata dan mengikuti instruksi ustadz dan ustadzahnya, seketika itu pula suasana yang tadinya hening nan sejuk berubah. 

Tetiba Aisyah merasakan detak jantungnya berdegup kencang. Tidak ada lagi pandangan dunia luar, hanya gelap yang menyelimuti dan suara-suara yang mulai mengisi ruang.

Suara gemuruh mulai terdengar, seperti langit yang membelah dengan ganasnya, menggema di antara dinding-dinding masjid. Aisyah merasakan getaran di dalam dadanya, seakan-akan dia sedang berada di tengah medan peperangan yang hebat. Suara gemuruh itu semakin membesar, hingga menggetarkan seluruh tubuhnya. Seperti ada raungan puluhan pesawat tempur yang membombardir tanpa henti. Kemudian ada suara sendu dan rintihan yang menggema bercampur di sana. Seketika itu pula udara terasa berat, seolah setiap tarikan napas dipenuhi ketakutan yang mendalam. 

Satu per satu teman Aisyah menangis. Aisyah merasakan gelombang emosi yang sama menghantam dadanya. Pikirannya penuh dengan bayangan ngeri. "Seperti kiamat, Ummi.."  

Setelah selesai dan dipersilakan untuk melepas slayer yang menutupi mata, beberapa wajah terangkat, saling melempar pandang dengan mata yang rupanya tak sedikit sembab oleh tangis. Beberapa dari mereka, meski samar, mencoba meresapi apa yang Aisyah dan teman-temannya dengar di masjid.

"Apa yang dirasakan saat dengar suara hantaman keras itu?" Ummi penasaran ketika Aisyah menceritakan teman-temannya menangis.

"Takut, Ummi.. Karena suaranya keras sekali. Pokoknya ngeriiii... Banyak beristighfar setiap kurasa takut sampai menangis tidak tau mau lakukan apa-apa."

Mungkin kata-katanya tak bisa menghapus semua rasa takut itu. Tapi setidaknya, ia ingin menanamkan sedikit keberanian di hatinya. Jika pun peperangan itu nyata, dan meski kiamat terasa begitu dekat, ia harus tetap bertahan minimal —dengan doa, dengan harapan, dan dengan iman yang tak tergoyahkan melalui dzikirnya bi idznillaah.

"Setelah itu, Ummi.." Sambung Aisyah kembali. "Kita bermajelis lagi. Akhwat di ustadzah, yang ikhwan bermajelis dengan Ustadz. Terus ada tulisan yang disiapkan di dekat masjid. Masih ada yang membaca sambil menangis, Ummi.."

Ummi hanya tersenyum. Tak ingin mengomentari perkara tangisan anak-anak ini.

"Apa yang tertulis di sana?" Tanya Ummi penasaran.

"Tidak kuingat semua, Ummi. Ada satu yang paling kuingat." Jawab Aisyah. "Jika Allah taqdirkan kamu masuk surga, maka para malaikat menyambutmu dengan salaamun 'alaikum bimaa shabartum. Karena di dunia kamu berlelah-lelah mengerjakan amalan yang Allah perintahkan."

Masyaa Allah Laa quwwata illaa billaah... Meski masih saja bergelayut tanya dalam hati Ummi, tentang pada sekian menit menegangkan tadi pada Aisyah, kemudian pada sekian menit selanjutnya, entah apa yang disampaikan oleh ustadz dan ustadzahnya. Mengingat wajah sumringah terpancar di wajah Aisyah.

Dalam pada ketakutan itu, sejatinya ia menjadi ujian terbesar yang senantiasa akan menghampiri sebagian kita. Ketakutan pada kekhawatiran duniawi, ketakutan akan datangnya perang, ketakutan datangnya kehancuran, dan ketakutan datangnya pada hari yang telah dijanjikan. Dan, seperti apakah bentuk menghadapi ketakutan itu?

Allaahu a'lam.


Bumi Allah, Makassar

Kamis, 15 Rabi'ul Awal 1446 H || 19 September 2024

[ Read More ]

7 Oktober 2024

Gaza dan Pemimpin Hari Ini

Posted by bianglalabasmah at 10/07/2024 08:46:00 AM 0 comments


Selepas Ashar, Asma' tengah bersiap untuk tilawah. Sembari menunggu kedua adiknya, Asma' membuka sebuah tanya tak biasanya. "Ummi, gimana kabar Gaza hari ini?"

Ummi tersenyum tipis mendengar pertanyaan Asma'. "Masih panjang perjuangannya para mujahid di sana. Banyak berdoa saja setiap kali kita ingat lagi saudara kita di sana."

"Belum berhenti kah tentara Israel menyerang?"

"Qadaarullaah. Belum nak. Karena mereka mau habiskan Gaza supaya bisa mereka rampas tanahnya Gaza tanpa hati." Jawab Ummi sekenanya.

"Tidak adakah itu pemimpin bergerak untuk Gaza? Kukira ada presiden?"

Jujur, pertanyaan Asma' ini mengajak rusuh pikiran Ummi tentang sejarah yang 'dulu' Ummi pelajari saat di bangku putih merah, putih biru dan putih abu-abu. Qadaarullaah, merasa sangat tak berarti apa-apa. "Karena itu Asma', jangan lelah tuk iqra'! Bacalah! Dalami al-Quran agar paham pola sejarah di masa lalu, supaya tau apa yang sedang terjadi hari ini, juga di kemudian hari."

"Ummi.. kukira ada dulu Raja Sulaiman Al-Qonuni yang pernah kirim surat ke Perancis untuk menghentikan kemaksiatan. Dan langsung ditaati." Kata Asma' sembari mengingat-ngingat kisah yang pernah ia dengar kala Qonuni 1, dua tahun lalu. Asma' mengira kepemimpinan dulu, sama dengan kepemimpinan hari ini.

Sesaat suasana hening. Hanya gemuruh hati yang menyesakkan dada saat kembali mengingat keadaan bumi ini, sedang tidak baik-baik saja. Ummi menunjuk pada peta yang sengaja ditempel di ruang tengah dengan luas yang tak seberapa agar anak-anak melihat bumi Allah begitu luas. Pelan dan bertahap, Ummi sesekali menyampaikan apa yang semestinya ummat ini perlu pahami tentang kenapa kita ada di bumi Allah ini.

 "Lihat kakak! Palestina bersebelahan dan sangat dekat dengan negara-negara arab. Ada Mesir, di sana Rafah dan tepatnya perbatasan yang paling dekat dengan Gaza. Ada Jordan, di sana kepemimpinannya oleh Raja. Ada lagi Arab Saudi yang jelas-jelas Makkah dan Madinah di sana, dan kepemimpinannya oleh Raja juga di sana. Lalu, apakah hari ini penyerangan terhadap Gaza berhenti karena negara-negara tetangga sudah berbuat sesuatu?"

Asma' hanya menggeleng. 

"Ya, kak.. Kita perlu banyak mendoakan. Semoga Allah hadirkan pemimpin seperti salah satunya Raja Sulaiman al-Qonuni. Ketegasannya membuat negara lain tak berani macam-macam. Dia mampu menjalankan tugasnya sebagai pemimpin dengan adil dan bijaksana, bahkan dalam hal-hal yang dianggap sepele oleh orang lain. Suratnya kepada Raja di Perancis itu bukan hanya soal pesta dansa, tetapi lebih dari itu. Itu menunjukkan betapa Raja Sulaiman tidak ingin ada kemaksiatan di bumi Allah."

Asma' memperhatikan Ummi, sesekali menatap al-Quran-nya.

"Ketika kita berbicara tentang pemimpin seperti Raja Sulaiman al-Qonuni," Lanjut Ummi, "Kita memang melihat contoh kepemimpinan yang kuat, kokoh secara aqidah dan keilmuannya masyaa Allah. Dan duduk-duduk kita hari ini, in syaa Allah proses ke sana."

Asma' mengangguk mengerti, meski hatinya masih penasaran. Terlihat dari raut wajahnya.

"Kita juga perlu ingat bahwa perubahan tidak hanya terjadi karena satu pemimpin. Setiap kita, setiap ummat, memiliki peran dalam memberikan bantuan. Kita sebagai umat Islam punya tanggung jawab untuk membantu sesama, termasuk saudara-saudara kita di Palestina."

"Luruskan niat kita di setiap kita mau berjuang dengan al-Quran. Abaikan gajah-gajah lewat yang sering menyilaukan mata dan hati saat dalam majelis. Karena Allah masih sajikan nikmat dunia di hadapan kita, dan itu ujian sebenarnya. Sementara di Gaza, nikmat dunia sudah Allah cabut. Makanya, ghirah dengan al-Qurannya sangat maksimal. Karena di depan matanya adalah menjadi pejuang, atau syahid di jalan Allah."

Asma' mengagguk, dan memberikan buku mutaba'ahnya. Ia pun memulai tilawah dengan ta'awudz sebagai muqaddimah diskusi-diskusi selanjutnya.

Negara. Ibu kota. Pemerintahan. Apa itu? Siapa yang buat semua. Aturan dari mana? Dsb. Masih menyimpan tanda tanya besar di balik itu semua.

Ya Allah, bimbinglah kami! 🤲🏻

Pada kisah heroik dari perjuangan membersamai anak-anak kita, ada kesejukan segar yang pergi begitu saja. Kerap kali, pertanyaan-pertanyaanmu nak, mengajak negosiasi hati Ummi. Menjelaskan atau mengabaikan karena faqirnya ilmu Ummi ini. Allaahu a'lam


فَاعْتَبِرُوْا يٰٓاُولِى الْاَبْصَارِ

Jum'at, 18 Safar 1446 H || 23 Agustus 2024

Kota Daeng

[ Read More ]
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea