26 Maret 2018

Pengalaman Belajar Kreativitas

Posted by bianglalabasmah at 3/26/2018 08:48:00 PM
Memasuki caturwulan tiga pada kelas Bunda Sayang dikejutkan dengan munculnya beberapa slide gambar. Di antara gambar, kami diberi kesempatan diskusi mengenai slide-slide yang dimunculkan. Gambarnya tidak hanya berisi materi, tapi juga berbagai tantangan  seperti menebak gambar, menebak tulisan, juga menghubungkan titik-titik dengan garis yang membuat saya terpaku beberapa menit untuk menemukan jawaban versi saya sebelum melanjutkan membaca jawaban dari teman-teman di kelas.


Pada saat diskusi kelas dimulai, saya tidak hadir qadarullah. Namun, saat membaca chat per chat di kelas membuat saya terkesima, terpancing, dan terpaku sejenak untuk turut berfikir sebelum membaca lanjutan diskusi teman di kelas.

Termasuk ketika fasil di kelas mengajukan pertanyaan untuk memberikan kesimpulan terhadap learning point dari tantangan pada setiap gambar yang telah dibagikan. Masyaa Allah, berasa hiruk pikuknya berada di kelas. Jawaban dalam benak saya terasa ingin berloncatan, memunculkan apa yang menjadi bagian dari diskusi tadi dalam kelas. Lagi-lagi hanya bisa membaca hasil diskusi dengan bermain tebak-tebakan sendiri. Huhuhu..

Berbeda dari materi sebelumnya, kali ini memang materinya sendiri disampaikan secara singkat dan padat tanpa banyak uraian. Sehingga diskusi begitu terasa lebih hidup. Sampai pada fasil memberikan sebuah tanya, "Apa yang menghambat Anda selama ini untuk menjadi ibu kreatif, dan bagaimana solusinya?"
  1. Rasa malas dan tidak mau repot.
  2. Terlalu banyak ide. Atau terlalu banyak referensi sehingga seringnya menunda untuk mengeksekusi.
  3. Takut akan banyak hal. Seperti takut mencoba, takut tidak sesuai dengan harapan, takut pada perubahan, takut dianggap biasa/tidak diapresiasi.
  4. Fokus pada rutinitas yang itu-itu saja.
  5. Terlalu perfeksionis.
"Anak-anak secara fitrah sudah lahir kreatif. Kitalah yang harus mengubah diri agar layak mendampingi para creator di zamannya nanti"
Pada dasarnya setiap anak sudah kreatif sejak awal. Buktinya:
  1. Anak-anak punya rasa ingin tahu yang besar.
  2. Tidak mengenal kata tidak mungkin.
  3. Tidak takut salah (selalu berani mencoba).

Sedang yang terjadi justru kadang kita sebagai orangtua memandang apa yang mereka lakukan tidak seperti yang kita harapkan. Kita kerap kali protektif, banyak mengekang segala usaha anak, memaksakan anak untuk bisa menuruti kemauan kita, sampai pada hasil mereka kita remehkan. Menganggap kitalah yang paling tahu karena telah berpengalaman. Dan tanpa kita sadari, telah mematikan kreativitas anak-anak kita. Astaghfirullaah wa atuubu ilayh... Padahal anak-anak butuh kesempatan lebih banyak pada ruang dan tempat untuk mengeksplorasi rasa ingin tahunya. 

Lantas, apa yang harus kita (saya kali) lakukan? Men-support dengan membersamai anak-anak. Menghargai sekecil apapun usaha yang telah mereka lakukan. Seperti itulah perangkat lunak yang Allah siapkan pada setiap anak sejatinya yang perlu kita install. Kita harus mengubah mindset terlebih dahulu. Orangtua-lah yang perlu berubah dan kreatif.

Selama berada dalam ketentuan Allah yang menjadi tumbuh dan berkembangnya kehidupan dan tidak merusak fitrah itu sendiri, untuk maslahat diri dan ummat, itulah kreativitas. (Bianglala Basmah) 
Maka yang perlu dimiliki oleh ibu terkhususnya, sebagai orang yang memiliki peluang begitu banyak membersamai anak adalah:
  1. Ubah fokus dan geser sudut pandang kita dalam melihat aksi anak-anak. 
  2. Don't assume, jangan berasumi. Membuat pernyataan terhadap sikap dan hasil yang tengah dilakukan oleh anak-anak. Terlalu banyak pernyataan ketimbang pertanyaan. Padahal yang perlu adalah bertanya pada anak, agar anak-anak mampu menyampaikan gagasannya secara jelas (CLEAR) dan yang kita butuh dari mereka hanya klarifikasi (CLARIFY).
  3. Thinking out of the box. Biarkan anak-anak bertindak dan berfikir yang berbeda dari pengalaman kita, selama tak menyalahi ketentuan Allah. Kita dan mereka tumbuh di zaman yang berbeda bukan?


Proses dari kreativitas itu sendiri bisa kita lihat:

Sedang berkaca pada diri sendiri tentunya dengan berusaha untuk menahan lisan ini atas apa yang anak-anak lakukan. Memberikan keleluasaan tanpa mendikte atau mencecari segala pola tingkah Asma' dan 'Aisyah. Mengapresiasi segala hal meski hal paling kecil sekalipun. Dan selalu bersyukur, sebab Allah selalu menyisipkan jiwa ibu tentunya pada setiap perempuan, alhamdulillah. Maka selama tak menyalahi kehendakNya, masih dalam jalur fitrah, bereksplorasi apapun adalah suatu kreativitas.

Semoga saya dan suami bisa istiqamah dengan jalan apa yang telah kami lakukan selama ini. Dengan ilmu yang selalu hadir pada banyak kesempatan, seperti ilmu pada Bunda Sayang ini menjadi PR kami para orangtua. Ilmu bukan sebatas menambah pengetahuan. Melainkan menambah pada ketaatan kita di hadapan Rabb. 

Jazakumullaahu khaer IIP, pertemuan demi pertemuan menjadi kesyukuran, alhamdulillaah bi ni'matihii tatimmush shaalihaat (segala puji Allah atas segala nikmat kebaikan)


[1] Materi dan diskusi Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional
[2] Menjaga Anak Tetap Kreatif. Khresna Aditya.
[3] Renungan kami, Abi dan Ummi


#KelasBundaSayang
#InstitutIbuProfesional
#ThinkungCreative
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea