"Ummi, apa ini yang warna hijau bulat?" Saya tak pernah menyangka akan mendapati pertanyaan itu dari Asma'. .
"Oh yang ini.. Ini namanya label halal MUI." Jawab saya sekenanya.
"Untuk apa?" Tanyanya kembali.
"Supaya kita tau kalo ini halal. Boleh dipake sama orang yang muslim kayak Asma', Abi dan Ummi. Juga sama siapa saja."
"Kenapa?" Asma' masih tetap penasaran.
"Karena kita boleh makan, minum, dan apa saja yang bisa kita pake itu yang halal."
"Kenapa?"
"Karena itu perintah Allah." Berharap pertanyaan selanjutnya bukan tanya kenapa. 😅😅 "Jadi Asma' nanti kalo sudah bisa beli apa-apa harus tau atau boleh tanya-tanya sama penjualnya. Ini halal gak? Begitu kakak.." Sambung saya.
"Ooh.." Semoga dengan 'oh'nya ia mengerti. "Jadi, ini halal?" Asma' mulai menunjuk ke arah kemasan tisu basah.
"In syaa Allah. Asma' liat ada apa di sana?"
"Ada halal MUI. Bulat hijau."
"Lipstiknya Ummi juga halal?" Tanya Asma' yang liat Afra' pegang lipstik emaknya pengganti mainan 😂😂
"Iya. Tapi gak ada di sana logonya kak. Di kemasannya waktu Ummi beli. Cuma Ummi udah buang." Jelas saya sebelum dicecar pertanyaan di mana.
"Kalo Asma' beli mainan harus ada logo halalnya gak?" Pertanyaan yang masyaa Allah bagi saya.
"Gak mesti ada kak.. Tapi, uang yang dipake buat beli mainannya harus Asma' tau asalnya darimana. Halal ato gak."
"Dari Abi. Rizki dari Allah."
"Iya. Jadi halal itu bukan dilihat dari logo saja. Tapi caranya dari mana. Misalnya, Asma' ambil uangnya 'Aisyah tanpa izin terus beli mainan. Ato makanan meskipun ada logo halalnya, tapi gak bener caranya itu gak boleh. Nanti gak berkah."
"Gak berkah? Kenapa?"
"Nanti susah taat sama perintah Allah kalo apa yang kita pake dapatnya gak halal."
Tanpa saya sadari, Asma' sering memerhatikan benda di sekitarnya dan mencari si bulat hijau, logo halal MUI. Mungkin ia pun sering memerhatikan kami ketika sedang berbelanja yang tidak asal ambil. "Ummi ini ada bulat hijaunya.." Tukas Asma' melihat saya mengamati satu kemasan makanan di salah satu supermarket.
"Iya.. Tapi Ummi lagi baca dulu."
"Kenapa?"
"Karena biasa ada makanan atau minuman gak cocok untuk Ummi yang lagi menyusui. Mimik adek Afra'."
"Kenapa?"
"Karena Afra' masih mimik di Ummi. Kalo Ummi makan sembarangan, kasian adek Afra'."
"Ada ji halalnya Ummi."
"Iya, tapi halalan dan thayyiban. Halal dan baik. Meskipun halal kalo gak baik ato belum cocok, mending dihindarin."
"Oh.. Karena...?" (Sama aja dengan pertanyaan kenapa 😅😅)
"Karena gak semua orang cocok sama makanan apa saja begitupun minuman. Kayak Asma'. Gak cocok minum susu ult*a. Biasanya kalo udah minum langsung men**et kan? Padahal ada halalnya. Berarti gak thayyib, gak baik buat Asma'."
Semoga Allah mampukan dirimu ya kak. Memilih sesuatu yang bukan sebatas memilih karena nafsu. Apa yang menjadi pilihanmu kelak, itu yang akan menjadi pertanggung jawaban di hadapan Allah. Semoga Allah menjauhanmu, juga pada adik-adikmu dari hal yang diharamkan. Allaahul musta 'an.
Barakallaahu fiik, untuk sederet pertanyaan ajaibmu masyaa Allah. Meski Ummi selalu deg-degan menjawab sambil berdoa dalam hati agar dimudahkan dalam menyampaikan yang haq.