Berawal dari senang bertanya, maka saya buatkan angka 1-9. Kemudian memperkenalkan simbol angka satuan. Sesekali diajak menebak simbol angka, menentukan jumlah, dan sebagainya.
Setelah mengenal simbol angka yang dilakukan sebelumnya, Asma' masih perlu dikuatkan dengan permainan yang melekatkan angka dengan sekitatnya.
πBerapa mata Asma'?
πAda berapa kaki/tangan Asma'?
πAda berapa buku Asma'?
πAda berapa boneka helloki**nya Asma'?
Dst
Jawabnya bisa menyebutkan angka sekaligus menunjukkan simbol angka yang dimaksud.
Yang paling saya suka itu ketika ditanya,
πAda berapa rukun Iman?
πAda berapa rukun Islam?
Yang paling seru ketika ditanya,
πAsma' mau punya adek berapa?
Dan ia menginjakkan kaki pada foto tsb. ππ Sembari menjawab, "Seperti adek Ahmad, Ummi naah.. In syaa Allah." Kids jaman now, masyaa Allah.. Edisi mujahidah mendambakan saudara yang mujahid ya..
Setelah cukup mengenal angka 1-9, Asma' pun perlu tahu tentang jumlah benda.pada angka tersebut. Sesekali mendrngarkan coletah Asma' yang sedang membagi stik es kri.nya ke dalam kotak-kotak. "Asma mau' kasih stik esnya dua untuk di sini." Ujarnya sambil menata stik di kotak tegel yang ia maksud.
Barakallaahu fiik ya kak.. Selalu ada cara yang menarik untuk dipelajari.πππ
Buat #busybook ini dari zaman kapan, tapi belum kelar-kelar juga. Berhubung momen tugasnya berkaitan ini, saya pun mengeluarkan busybook ini yang sudah dinantikan lama oleh duo-A hafizhah.
Betapa bahagia keduanya masyaa Allah sampai berebut ingin buat pizza, kata Asma'Aisyah. Eits, topping pizzanya harus disesuaikan dengan angkanya ya kakak Asma'Aisyah. "Kenapa?" Tanya 'Aisyah.
"Supaya nanti Asma'Aisyah tau, kalo pizzanya ada potongan tomatnya yang sedikit, ada juga yang banyak.. "
"Pake lombok (sambal) duda (juga)?"
"Iya kalo mau. Tapi nanti 'Aisyah kepedesan. Ssh.. Ssh begitu.Makanya Ummi cuma pake tomat aja. Dihitung ya nak.."ππ
Alhamdulillah, salah satu kesyukuran terbesar kami memutuskan #homeeducation 3A hafizhah di rumah. Belajar menjadi fitrah anak sejatinya yang bisa tumbuh tanpa ada paksaan. Datang berawal dari ketertarikan, keinginan, kebiasaan, dan sampai keteladanan.
Sambutlah!
Seperti sebelumnya, kami telah mengenalkan simbol angka dan jumlah stick angka bila disandingkan pada benda. Saat saya sedang santai menemani Afra' belajar duduk dan berdiri, tetiba Asma' mengeluarkan angka-angkanya dan mengurutkan secara mandiri sambil menyebutkannya.
Masyaa Allah, jadilah pembelajar yah nak. Meski ruang kelasmu tak bersekat. Di setiap sudut ruang dan waktu ada kesempatan untuk belajar nak. Ambillah ilmu untuk menambah kebaikan dan ketaatan di hadapan Allah yah.. Barakallaahu fiik ππ
Saat ini, berupaya mengenalkan Rukun Islam dan Rukun Iman serta menyebutkan jumlah rakaat shalat secara rutin. Perlu? Iya.
Buatlah anak-anak lebih kenal Rukun Iman dan Islam. Bila perlu, jadikan senandung di keseharian anak-anak terutama 0-7 tahun. Karena fase ini, mereka merekam dangat baik. Setelah 7 tahun, memasuki fase tamyiz, berikan pemahaman secara bertahap. Sisipkan dalam mata pelajaran matematika kehidupan π. Saya suka sampaikan pada Asma' dan 'Aisyah, atau melapor tepatnya π
π
bila hendak shalat, "Ummi mau shalat Subuh, ada dua rakaat."
"Syahadatain itu dua kalimat syahadat."
"Shalat itu Rukun Islam yang kedua."
"Iman kepada Allah itu yang pertama. Jadi kalo Asma' lagi sakit, minta sama Allah dulu. Berdoa. Baru sama Abi Ummi.."
Begitu pun suami saya setiap akan ke masjid, berusaha pamit ke anak-anak dan menyampaikan shalat apa dan berapa jumlahnya. Gak masalah bagi kami, mereka saat ini mungkin belum paham, tapi memfamiliarkan akan membantu memudahkan bila kelak mereka mulai menyadari akan hal tsb.
Maka, bagi kami sebagai orangtua, belajar agama itu gak mentok hanya shalat kita yang sudah in syaa Allah rutin dilakukan. Puasa udah terlaksana. Zakat pun demikian. Bukan sebatas itu. Luaaaas masyaa Allah. Islam rahmatan lil 'aalamiin. Bisa masuk di setiap lini kehidupan.
'Aisyah yang serba dua dalam hal menjawab. Maka saya selalu mengajukan pertanyaan padanya yang jawabannya akan sama dengan realitanya. *bahasa apah ini..?* Jadi, pertanyaannya bisa begini:
U: Berapa Allah ciptakan mata untuk adek Afra'?
A: Dua.
U: Coba tolong ditunjuk mana mata adek Afra'!
A: Ini. Satu. Dua.
U: Masyaa Allah.. Terus, ada berapa kaki Ummi yang Allah ciptakan?
A: Ada dua.
U: Mana coba? Tolong ditunjuk?
A: Ini kaki Ummi. Satu kanan, satu kiri.
U: Masyaa Allah. Barakallaahu fiik kakak ' Aisyah.. Dst