Dalam kondisi
yang bahkan tak tentu .. Aku;
tak ingin lengah walau segoyah apapun rasa ini. Hanya sesering angin yang
lenyap lalu datang menghembuskan kesejukan. Tapi, kadang menderukan ketakutan.
Berjalan sambil membawa
puzzle yang rusak untuk disusun kembali.
***
Orang kedua
Kamu; Yang pernah tertera di Ahfadzi-ku
beberapa waktu lalu; Bismillah..
Kadang saya merasa sendiri, bukan karena tak ada ALLAH. But sometimes I need
someone in my life. Dan saya tidak bisa mengusahakan hal itu. Saya hanya bisa
memendam rasa, melakukan yang terbaik menurutku saat ini. Saya butuh nasehat
untuk sedikit menguatkan diri. Karena saya tak sedang rapuh, hanya ingin
mnyadarkan diri bahwa saya masih punya kalian. Uhibbukifillah.. *curcol
Ketahuilah, aku
meluruh saat menatap dan merasai sms ini. Dalam kadarku, semoga ini hadiah yang
selalu ingin disematkan dari Sang Rabb sebagai pengalih atas riak-riak rasa
yang kita miliki. Kita tak perlu gusar dengan kemahaanNya yang akan menjaga
rasa ini agar hati-hati ini tidak melukai dan terlukai oleh sesuatu yang tak
semestinya. Cukup ikhtiar dalam doa untuk sebuah perasaan yang halal itu. Agar
rasa ini meyakini kedekatanNya. Maka, biarlah Rabbmu yang mencukupi cintaNya
untukmu..
Pun aku masih
mencintaimu, wahai saudariku karena Allah. Disaat hati ini begitu kesat, aku
memang mengadu padaNya. Lalu, berlari pula pada hambaNya, ke arahmu, wahai
saudariku..
Terima kasih
sudah menjadikanku saudarimu..
***
Orang ketiga
Dia;
Rindu yang belum terjawab.
Apakabar ia, Rabbi?
Lagi, aku lengah terhadapnya. Sedih setiap mendengar namanya yang hanya bisa ku
pandang dari layar Afkaar dan Ahfadzii-ku. Ia dalam kondisi yang tak kondusif.
Banyak angin yang menghembuskan tentangnya yang membuatku semakin khawatir.
Benarkah begitu?
Teruntuknya dalam tiap doaku,
semoga Allah menjaganya lebih dari biasanya, lebih dari biasanya.
Dan selalu diteguhkan
hatinya
***
Orang keempat
Kami; Bila
memang ini adalah jeda kadaluarsanya hubungan kami, maka bentuk seperti apa
yang mesti aku wujudkan pada hubunganku dengannya agar kembali segar seperti semula?
Aku rindu untuk leluasa menangis dalam dekapannya.
***
Orang kelima
Mereka; Dalam bahasa apa lagi agar mereka
mengerti? Terlalu sering lelah karena mencari husnuzhan, agar tak ada yang perih.
Aku tak punya harap akan perhatian yang lebih. Tapi, mereka tak pernah
mendengar jeritan-jeritan kecil yang tersembunyi dalam diam. Dan berkali-kali aku
terjatuh di titik ini. Haruskah aku berlari?
***
Orang keenam
Peri kecilku;
“Terima kasih untuk hari ini karena udah mau
belajar sama bu guru..” Ucapku sambil melempar senyum pada mereka, peri-peri kecilku.
Sebelum meninggalkan mereka, ku cium keningnya
satu per satu sambil berbisik, “Besok masih mau belajar lagi, kan?” Dengan senyum terakhir, ku simpan jawaban kalian dalam hati agar tetap merekah sampai
benar-benar bisa tertancap disini.
Mengantarmu ke masa depan yang lebih baik, insya Allah..
Mengantarmu ke masa depan yang lebih baik, insya Allah..
***
8 comments
bianglalaku...
uhibbukifillah
semoga ini hadiah yang selalu ingin disematkan dari Sang Rabb sebagai pengalih atas riak-riak rasa yang kita miliki. Kita tak perlu gusar dengan kemahaanNya yang akan menjaga rasa ini agar hati-hati ini tidak melukai dan terlukai oleh sesuatu yang tak semestinya. Weeew ini seperti jawaban atas pertanyaan saya selama ini.. nice post ukhti.. salam bloofers :)
kakak cahayaku: ahabbakilladzii ahbabtanilah.. :))
ukhti Youko88: salam ukhuwah juga.. :D
suka, benar-benar suka dengan tulisannya.. subhanallah..
semoga Allah menyematkan penenang hati teruntuk mbak Basmah dan orang2 di atas dlm setiap langkahnya :)
Ukhtiy, kenapa akhir-akhir ini postingannya seperti orang yang saaangaaat sedih???
Kurasa Aku tahu syapa2 yang ukhtiy sebutkan dalam postingan kali ini...
Tergambar jelas, bahkan untuk seorang Aku yang tidak begitu akrab denganmu...
Mana Ukhtiy Basmah yang dulu??? Semangat... dan menjadi orang yang sangat kukagumi karena semangat dan kecerdasannya....
Aku menunggumu Ukhtiy...
Bersama2 berjuang sampai akhirnya kita bertemu di Jannah-Nya yang tertinggi, "Al Firdaus"
Ana Uhibbukifillah...
sepertinya saya sependapat sama komentator anonim. :)
apapun itu, keep hamasah ukthy..!
Allah Bless You.
ukhuwah begitu indah ya mbak...ia mampu melukis kisah tentang tawa, tangis, kerinduan, juga percikan kemarahan. Ahh...sungguh...genggaman ukhuwah senantiasa menentramkan.
Oiya..salam buat para peri kecilmu ya mbak..
keep writing...╮(^▽^)╭
@Ukhti Irma:
Makasih atas doanya.. dan doa itu pun jg untukmu, ukhti Irma..
@anonim:(?)
mungkin diksinya yg agak sendu, kok.. jd terbawa dgn org" yg membaca.. atau mgkn krn Basmah ingin dimengerti.. :D
@k' ROe
syukran.. untuk banyak semangat dan doa yg ingin menguatkan.. :))
@Ukhti Nick:
Benar, ukhti.. Kdang sampai khabisan kata untuk mendeskripsikannya..
Insya Allah, salamnya akan disampaikan :))