Bismillaahirrahmaanirrahiim
Sebenarnya, PR ini telah menyebar
luas dari blogger yang satu ke blogger yang lainnya. Dan aku hanya menjadi
pembaca hening dari tiap PR mereka yang telah terkumpul dan menanti seorang
guru yang mau berbaik hati memberikan PR ini. “Bu guru, kasih PR..” Tiba-tiba suara itu
terngiang dalam pikiranku. Aku jadi ingat murid-muridku, ditiap akhir proses
belajar mengajar, mereka memintaku untuk memberikannya PR. Makanya, saat seseorang
telah tuntas dari PR ini, aku pun tak sungkan untuk meminta PR juga.
Hitung-hitung, aku juga memang suka mengerjakan PR kok. Hehe…
Teruntuk kakak Maya, terima kasih
sudah menjadikanku murid barunya dalam penugasan ini. “Bu guru Maya,
nanti kasih PR lagi ya..” Hihihi… ^^
***
Masa Lalu, Masa Merah Putih
Mengingat masa itu, satu
pengharapan yang selalu muncul di benak, kelak aku bisa kembali ke sekolah itu
yang aku sendiri apakah bisa mengunjunginya kembali untuk kali keduanya. Karena
sekolahku tak sedekat dalam pandang, tak semudah teraih dengan tangan, dan tak seringan
dalam langkah. Yah, SD ku itu, Sekolah Indonesia Jeddah, di Arab Saudi.
Betapa masa itu, aku memang
menghabiskan waktu di sana (karena lahir di sana) hingga 3 bulan jelang
kelulusan SMP. Bertarung pada ragam budaya, bahasa, dan warga negara. Walau
akhirnya aku memang tetap berputar pada lingkungan Indonesia yang berdomisili
di Jeddah. Tak heran, kami begitu saling mengenal satu sama lain layak keluarga
besar Indonesia di negeri orang.
Di tahun pertama sekolah, nama
sekolahku adalah Sekolah Indonesia Pancasila (SIP). Yah, aku mengingatnya
karena baju seragam olahraga yang bertuliskan Sekolah Indonesia Pancasila disaat
itu ternyata sangat “kedodoran”. Hebatnya, baju itu bisa terpakai di usia
sekarang. Subhanallah yah.. Nama itu
akhirnya berganti menjadi Sekolah Indonesia Jeddah atau biasa kami sebut SIJ
(baca: es-i-je), di tahun kedua, karena menyebar luasnya Sekolah Indonesia di
kota-kota di Arab Saudi maupun di negara-negara lain. Seperti di Arab Saudi
misalnya, terdapat Sekolah Indonesia Jeddah, Sekolah Indonesia Makkah, dan Sekolah
Indonesia Riyadh. Di negara-negara lain seperti Jepang, terdapat Sekolah
Republik Indonesia Tokyo, di negeri kincir Belanda, Sekolah Indonesia
Netherland, di Qatar ada Sekolah Indonesia Doha dan masih banyak lagi. Walhasil,
jadilah aku orang yang pernah berwarga negara asing dengan sejuta cerita di
negeri orang selama bertahun-tahun.
Aku yang proaktif, periang,
ceria, mudah berteman dengan sedikit memainkan peran antagonis dan lebih
menerima teman laki-laki adalah bagian kehidupanku pada masa itu. O_o Wew!! Aku
beranggapan bahwa berteman dengan laki-laki itu karena mereka memiliki pribadi
yang tidak manja, tidak ribet, dan lebih welcome. Karena bergaul dengan
kaum adam lah, aku merasa terlindungi dari teman-teman yang akan
menjahiliku. Mungkin yang perlu dicatat baik-baik disini adalah teman kecil
atau teman sepermainan kami sangat rentan untuk menjadi cinta monyet, menjadi
cinta pertama, menjadi sahabat, atau musuh bebuyutan. Karena interaksi
kami tak lepas dari bertemu dan berteman dengan orang yang itu-itu saja. Lingkunagn
yang itu-itu saja. Bisa jadi, seatap dari duduk di bangku TK sampai kelas 3 SMA. Tak
heran, orangtuaku, sangat mengenali siapa teman kecilku, teman mainku di
sekolah, teman dekat, teman sebangku, sampai musuh dan rivalku.
Hari pertama sekolah, aku tak mengalami
kecanggungan. Sebab, pertemuan pertama dengan teman-teman baru di awal kelas 1
SD hampir dianggap biasa. Yang baru karena kita mengenakan baju seragam putih
merah, karena sebelumnya kami memang telah bertemu di tempat pengajian khusus
WNI, TPA (Taman Pendidikan Al Qur’an) yang berdomisili di Jeddah. TPA yang
tersedia ada dua, yaitu TPA Al Naashiriyyah dan TPA Darul Ulum. Kalaupun ada beberapa
wajah baru, itu karena sebelumnya kami tidak berada di TPA yang sama. Atau
wajah baru dikarenakan baru dating dari Indonesia dengan alas an orangtuanya dinas
di kota Jeddah. Hal itu tak bermasalah dan membuat aku berusaha mengakrabi diri
dengan mereka. Apalagi yang berwajah baru itu baru datang dari Indonesia dan
lahir di Indonesia. Haha.. Pastikan ada banyak pertanyaan yang terlontar untuk
menjawab rasa penasaran tentang negeri sendiri. “Wuah, lahir di Jakarta ya?
Asyik ya.. Pasti seru!” Responku heboh.
Banyak perbedaan sekolah
Indonesia di negeri sendiri dan negeri orang. Di Jeddah, hari pertamanya adalah
hari Sabtu yang berarti upacara bendera pun terselenggara di hari Sabtu. Dan
hari terakhir sekolah di hari Rabu. Sedang Kamis dan Jum’at adalah hari libur
dan menjadi weekend untuk wilayah Timur Tengah secara serentak. Pengantar bahasa di
sekolah tetap menggunakan bahasa Indonesia. Guru-guru juga asli Indonesia dan
tentunya lulusan dari Indonesia yang punya kesempatan bisa mengajar di negeri arab.
Untuk bahasa keseharian antarteman, lo-gue
yang begitu kental bercampur aduk dengan bahasa Arab non baku yang juga sebagai
bahasa lokal dalam interaksi antar tetangga (bagi yang bisa). Hal lain yang berbeda adalah tidak ada
kegiatan pramuka. Dan tak ingin berkecil hati karena mendapatkan kegiatan plus yaitu umrah bersama pada
hari-hari tertentu. Seperti hari Pendidikan Nasional, kami tidak melakukan
upacara pada umumnya, tapi melaksanakan umrah bersama. Alhamdulillah yah!!
Mengingat thawaf dan sa’I, bukannya khusyu’ beribadah, tapi jadi ajang berlomba lari jika
lepas dari pantauan guru. Ampuni kami, Rabbi… T.T
Guru Favorit
Rasanya tidak adil jika aku harus
menyebut satu nama saja untuk memberikan sebuah reward sebagai guru favorit.
Dengan banyak alasan, dari kelas 1 SD sampai kelas 6 SD, aku mendapati mereka,
guru-guru yang patut dibanggakan dengan masing-masing memiliki manajemen kelas
yang baik. Semoga Allah memelihara mereka dalam kebaikannya. Mereka
adalah:
- Ibu Lilis (Guru yang berasal dari Aceh ini adalah wali kelasku di Kelas 1 SD dengan sifat keibuannya. Masih lekat dalam ingatan bagaimana beliau mengajar dan memainkan perannya..)
- Pak Fathoni (Beliau wali kelas 2 SD dan pernah mengajar bahasa Indonesia di kelas 6 SD, dengan sosok ayah yang sangaaat bersahabat. Sst, tanpa canggung beliau pernah mengajariku menari Jawa lho untuk sebbuah acara di akhir tahun ajaran pada saat kelas 2 SD.. Canggih kan?)
- Bu Hafidzah (Guru Agama yang masya Allah banget!! Aku sampai tak bisa melupakan beliau bagaimana cara mengajarnya yang really excited.)
- Pak Fardilal (Guru matematika dengan model pembelajarannya yang rapi)
- Pak Amin (Guru bahasa Inggris yang begitu renyah dalam speaking dan interested.)
- IBu Fatim (Guru Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan detail tata bahasanya. Benar-benar tak bisa lengah di setiap penulisan. Titik dan koma bisa jadi masalah besar jika berhadapan dengan beliau .)
Dan masih
banyak lagi yang dengan keterbatasan memori ini yang aku pun begitu sulit mengembalikan ingatan beberapa tahun silam tersebut. Sepertinya terlalu panjang jika harus mengulasnya. Karena mereka benar-benar
menjadi guru untuk muridnya. Really love them…
Guru Killer
Alhamdulillah, dalam ingatan ini,
aku tak menemukan sosok guru yang pemakan orang. Bagiku, guru punya hak untuk
memarahi muridnya selama dalam batas kewajaran. Dan itu ada pada guru-guruku di
SIJ. Mereka memarahi untuk mendidik, bukan untuk melampiaskan kekesalan. :))
Teman Bolos
Speechless. Apakah ada yang membolos
di saat SD dahulu? Jujur saja, saking tidak pernahnya bolos, rasanya ingin
mengosongi paragraf ini. Karena aku terbilang super rajin, sampai sakit pun aku
tetap merengek-rengek untuk ke sekolah. (Ini alasannya, mengapa aku ingin jadi
guru SD..)
Teman Berantem
Ada sih beberapa wajah yang saat
itu aku merasa dibuat ilfeel dan gak
banget deh! Untuk meladeni orang-orang seperti mereka. Dan beberapa
wajah-wajah itu memang telah diakui oleh seantaro SIJ, kalau mereka biang
keonaran. Kalau kelas rusuh yang pembahasannya sampai di meja kantor guru SIJ,
sinyal ini mengarah ke mereka. Aku pernah dibuat kesal oleh salah seorang dari
mereka karena ulahnya yang tak bisa dicegah dan menyakitkan. Mengumpat dengan
bahasa yang membuatku istighfar
sedalam-dalamnya. Karena tidak menerima perkataannya oleh akal sehatku, akhirnya
untuk membuatnya jera, aku dengan sangat terpaksa memukulnya pakai sapu berkali-kali
sambil mengejek dengan bahasa Madura karena ia berasal dari Madura, “Heh lo,
dasar celleng*!!” atau dengan bahasa arab non baku, “Yaa takroniyyah*..” (Dua kalimat yang
berbeda bahasa tapi memiliki arti yang sama=*dasar orang hitam!!). Sekalipun
sikapku ternyata tak membuatnya jera. Innaalillah..
Jajanan Makanan/Minuman Favorit
Harga makanan dan minuman di sini
sangat terjangkau dan terbilang murah. Hanya berkisar SR 1.- atau SR 2,- saja
kita sudah bisa dapat makanan dan minuman. Biasanya aku suka beli sandwich laham
mafrum (di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan kebab) atau kentang sosis
goreng yang hanya SR 1,- dan susu cokelat Jamjoom. #jadipengen.. T,T
Mainan Favorit
Ah… bingung!! Lebih tepatnya gak
tau namanya. Sepatu roda aja ya? Hehe.. Waktu SD, memang pernah ngetrend sepatu
yang multifungsi itu. Tidak hanya sebagai alas kaki, tapi juga untuk hiburan.
Sepatu ini khusus dibuat dengan tersedianya roda yang bisa terlipat masuk dan
keluar dari bawah alas sepatu. Jadi, ukuran sepatunya agak tinggi untuk
menyimpan roda-rodanya. Jika sewaktu-waktu ingin digunakan, hanya cukup menekan
tombol di sebelah kiri/kanan sepatu tersebut untuk mengeluarkan roda, dan hanya
mendorong masuk jika rodanya sudah tidak ingin dipakai lagi. Biasanya aku memainkan
di saat jam istirahat keluar main atau menunggu jemputan datang. Kalau ada
beberapa teman yang tidak punya, kami akan memakainya secara bergiliran.
Meski demikian, aku tetap kok mengenal permainan petak umpet, lompat tali, bola bekel,
Sepatu / Tas Favorit
Uhh.. Barbie! Entah alasan
apa, orangtuaku sangat giat memenuhi segala keperluanku dengan gambar-gambar
Barbie. Girly banget!! Padahal, aku gak terlalu tahu cerita dari Barbie itu
sendiri. Hh… -___-"
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin..
Akhirnya PR ini sudah
dituntaskan, dan semoga aku bisa mendapatkan nilai 100 dan dikasih bintang
juga. “Bintangnya yang banyak ya, bu guru ..” n_n
Dan, sekarang aku menjadi sosok
guru yang akan memberi PR ini kepada murid-murid yang rajin membaca tulisanku.. "Ayo, murid-murid.. Mari membuat PR Sekolah Dasar ini.
Inilah murid-murid yang insya Allah akan meraih nilai 100 setelah mereka benar-benar mengerjakan PRnya. :))
Bu guru yakin, kalian adalah murid-murid
yang bisa mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Semangat ya!!
Cat: Foto kedua adalah gedung Sekolah Indonesia Jeddah yang lama.. Hhe..
Oh iya... Bu guru, izin menyamakan judul yang telah disesuaikan dari ibu Maya yang telah memberi tugas ini. . Syukran ya sebelumnya..
Oh iya... Bu guru, izin menyamakan judul yang telah disesuaikan dari ibu Maya yang telah memberi tugas ini. . Syukran ya sebelumnya..
15 comments
aw..aw..aw..
trimis, hiks... T_T
nanti kalo udah selesai, ana setor...
Wuah... ekspresinya kayak sedih? Atau terharu? :)
Semangat ya.. Ayo, d'Anonim bisa!!
Tok.. Tok..
Ibu Guru, saya mau ambil PR.
Basmah, halaman blognya sy simpan dulu yah. Selesai PRnya, nanti sy juga nyetor. :)
mau setor PR nih, tapi beda blog ya? ^_^ afwan...
disitu >>> PR Sekolah Dasar
`belajar nulis
wah..seru merasakan pendidikan di negeri orang...
jawaban pr ny mbak panjang benerr yaakk...
pasti dapet nilai 10
=P
hahahahaha
muridku basmah ini memang rajin ^^ gak pernah bolos lagi :p
barbie~ ahahahaha
@d'anonim: Iya.. saya akan cek dan menilainya.. :)
@kak Arya: Oh iya, silakan!!
@Taman Buah Hati: n_n alhamdulillah, walaupun tetap tidak terlepas dari suka dukanya juga..
@rezkaocta: insyaAllah dapat 10.. hhe..
@Bu guru Maya: Jadi, sy dapat nilai berapa bu guru? :))
@_@ oh my barbie.. hihi..
anak muridku basmah, dapat nilai bintang sempurna \(^-^)/
yaahhuuuiii~
ehh, bas.. ada lagi PR SMP, mau ki?
takut memberatkan T__T kalau mau ki kutulis lagi nama taaa...
keep blogging~
http://nurmayantizain.blogspot.com/2011/11/tulisan-berantai-pr-smp.html
Iya, kakak.. iyes.. dapet PR lagi.. :D
postingan2 pr sekolahan ini sekedar buat hepi blogging ya. memang seru dan asik untuk dibaca, tapi pesannya belum bisa saya tangkap dari sekian pr posting selama saya bw. salut ama pr-nya
Sy jg berfikir begitu.. Tapi gak apalah, hitung-hitung membongkar memori masa lalu yg terpendam karena waktu dan situasi.. Toh gak ada salahnya..:D
Makasih banget udah mw baca PR sy yg sangat panjang.. XD
gokil juga ya pengalaman sobat sejak SD :d huahahahaha apa lagi SMP huaha
Mungkin bisa di baca di PR SMP sy.. :D
Makasih udah berkunjung.. ^^