21 Juli 2017

When Weaning with Love and Iman

Posted by bianglalabasmah at 7/21/2017 11:57:00 PM
Bisa menyusui dua tahun full dan tanpa bantuan susu formula adalah komitmen saya dan suami, in syaa Allah. Maka, menjemput komitmen itupun bukan hal mudah. Alhamdulillaaah, atas rahmat dan taufiq dari Allah, Allah mudahkan atas semuanya terhadap saya juga pada 3 putri kami. Nursing while Pregnant (NWP) disambi dengan Weaning with Love and Iman (WWLAI) itu juga perjuangan.

'Aisyah menemani Ummi yang sedang konsul skripsi :))
Banyak bertanya kala Asma’ yang belum genap 2 tahun sedangkan saya tetap menyusui dan sedang hamil kedua. Kemudian tandem nursing, yaitu masih menyusui Asma’ setelah ‘Aisyah lahir sampai usia ‘Aisyah 4 bulan. Kondisi ini kembali terjadi ketika hamil ketiga, ‘Aisyah yang masih menyusui karena belum genap 2 tahun. Dan tetap menyusui saat Afra’, putri ketiga kami lahir hingga berusia sebulannya ‘Aisyah tetap menyusui sampai genap diusianya 2 tahun. Tentunya proses NWP ini saya lakukan setelah konsultasi dengan dua dokter obgyn, dan diperiksa kondisi kehamilan dan bayi dalam kandungan.

Qadarullah wa maa syafa’al, pada hamil pertama dan kedua masih harus berkutat pada skripsi. Bolak-balik ngampus dengan bawa bayi yang entah dalam kondisi digendong atau dikandung yang sungguh kala itu pikiran orang yang melihat saya ‘wow’. But so amazed, masyaa Allah. Kemudian hamil kedua dan ketiga dengan kondisi saya masih menyusui anak yang belum dua tahun, plus masa kehamilan yang selalu diiringi ‘ngidam berat’ sepanjang hari di setiap sembilan bulan masa kehamilan. Sampai pada kehamilan ketiga, saya diharuskan untuk rawat inap. Alhamdulillaah ‘alaa kulli haal.

Setelah pernah menjalani fase menyapih di anak pertama pada kehamilan kedua, tentu ada bekal pengalaman pada fase ini di kehamilan berikutnya. Tidak seperti mi instsan yang hanya modal merebus mi dan tuang bumbu-bumbu setelahnya, dan siap disajikan. Weaning with Love and Iman (WWLAI) ini prosesnya puanjaaaaang, masyaa Allah.

Ketika menyadari hamil di usia ‘Aisyah yang masih 1y3m, di sanalah penyapihan berlangsung. No tipu-tipu istilahnya. Tanpa balur balsem, cabai, atau apapun di payudara yang membuat si bayi jadi tidak nyaman dan enggan untuk menyusui atau mimik lagi. Memulai dengan menyampaikan secara sederhana. Di jelang tidurnya, di setiap meminta ketika sedang beraktivitas, dan di setiap aksi heroik (baca: tanrum) hadir secara tiba-tiba.

“In syaa Allah ‘Aisyah mau punya adek. Adeknya Allah titip di perut Ummi nak..”
“’Aisyah mimiknya kalo mau bobo aja ya, nak..”
“Ummi tetap sayang ‘Aisyah karena Allah. Meskipun ‘Aisyah udah gak mimik lagi..”
“Ummi peluk ‘Aisyah aja ya.. Karena mimiknya untuk bobo aja.”

Semua perlakuan di atas berlanjut selama 9 bulan. Setelah menyampaikan berlanjut mengurangi porsi menyusui yang tadinya menyusui kapan saja yang ia inginkan, menjadi kapan saja ia butuhkan di setiap bulannya. Misal, ketika akan tidur pagi, siang, sore, dan malam di mana waktu-waktu inilah ia butuh mimik. Kala beraktifitas, saat ia meminta, maka berikan pelukan sambil menyampaikan tentang adik yang ada dalam kandungan Ummi. Berikan perhatian lebih dan cemilan sebagai pengalihan.

Ketika ke dokter, saya mengajak anak-anak untuk melihat saya. Termasuk menyampaikan perubahan badan dan perut saya yang semakin membesar. Memperlihatkan tendangan bayi yang menyembul pada bagian perut saya kepada anak-anak sebagai tanda bahwa calon adiknya sedang bergerak di dalam perut ummi. Serta penyampaian berlanjut di sebulan menuju HPL, bahwa kelak Asma' dan 'Aisyah akan bersama kakek dan nenek selama Abi dan Ummi di rumah sakit untuk berjuang menjemput adik yang akan keluar dari perut Ummi. Dan setelahnya, in syaa Allah si adik akan kelak akan mimik seperti kakak dulu. 


Ketika kami masih ber-4 :)
Penyapihan ini pun harus dengan terlibatnya suami, yaitu ayah dari anak-anak. Terutama ketika saya mulai kelelahan pada malam hari dan rasa ngantuk yang menyerang, sedang anak masih saja ingin diberi perhatian. Subhaallaah... Namun, penyapihan ini berujung juga, wal hamdulillaah. Melihat 'Aisyah yang sudah dua bulan ini setelah genap dua tahun usianya mandiri. Ia mulai mengerti, dan bahkan begitu 'legowo' ketika melihat adiknya, Afra' sedang mimik. Tak jarang pula ia membantu adiknya ketika menangis dengan memberi tahukan kepada saya, "Ummi, adek Affa (Afra') mau mimik.." Ujarnya dengan polos.


Alhamdulillaah.. Alhamdulillaah.. Melepaskanmu tanpa paksaan. Dan menyapihmu karena perintah Allah. Tentunya, selalu memohon pertolongan pada Allah untuk segala hajat. Termasuk dalam proses menyapih yang karenaNya begitu banyak hikmah yang bisa saya dan suami belajar dari seorang 'Aisyah. Barakallaahu fiik ya, nak shalehah hafizhah kami.. Jazakillaahu khaer tuk setiap tahapan perkembangan yang Allah tujukan padamu..



#BasmahThariq
#Day2
#GameLevel2
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP 
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

1 comment

25 Juli 2017 pukul 14.53

kata-katanya indah bangettt...
enaknya yang udah punya keluarga...
nice post

Posting Komentar
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea