3 September 2012

Terperangkap!

Posted by bianglalabasmah at 9/03/2012 02:45:00 PM
“Saya tidak pernah menyangka, ternyata saya bisa rajin shalat juga! Padahal malasnya ampuun deh, kalo disuruh shalat dulu..”
“Yaa.. Islamnya saya kan karena dari kakek nenek saya yang udah dari sananya Islam! Saya sih, ngikut-ngikut aja..”
“Kalo inget dulu bagaimana jahiliyahnya saya, duh maluu..”

“Lho kok bisa ya, saya milih ekskulnya kayak Rohis? Padahal waktu SMP saya anak cheersleaders!”

(Kutipan dari mereka yang kini telah menerima Islam secara kaffah)
*
Pernah merasa seperti kutipan-kutipan di atas? Ah, ini belum seberapa yang pernah kita dengar. Simple, tapi ‘ada’ yang merasa terheran-heran dengan dirinya sendiri. Sebab masih ada yang lebih jahil (baca: bodoh) yang bisa jadi kita akan tercengang berkali lipat kemudian hanya bisa berucap mengagungkan asma-Nya.

Apakah kita benar-benar butuh alasan untuk menelusuri takdirNya? Mencari tahu, kenapa tiba-tiba kita berada di sini, di jalan ini dan (menganggap) terperangkap, meski keterperangkapan ini berupa dalam ketaatanNya?

Memilih kata ‘terperangkap’ sebenarnya hanya menuliskan bentuk kata yang berarti ‘yang telah direncanakanNya’. Hanya saja, merasa kata ‘terperangkap’ ini disuguhkan disini, ketika kita sebagai manusia, baru bisa merasakan atau melihatnya setelah terjadi apa-apa yang belum pernah terbersit sebelumnya. Ya, tiba-tiba saja kita merasa meng-iya atau tidak-kan diri kita pada sesuatu (atau seseorang). Kemudian akan terlihat ke arah mana kita melaju. Begitu kan?

Tahukah? Sesungguhnya Allah ta’ala telah memberikan kecenderungan dalam hati-hati manusia untuk melihat, mendengar, dan merasakan dengan cahayaNya. Sejauh mana seseorang memberikan kecenderungan di antara dua pilihan yang telah ditetapkanNya sejak awal; baik atau buruk, maka kecenderungan ini akan mengikuti ke arah mana ia akan pergi. Kembali lagi, bergantung pada amaliah seseorang.

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah*, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya.”(QS Az Zalzalah (99): 7-8)

Begitulah memang, rencanaNya begitu cantik untuk sekadar dipahami oleh indera manusia. Bahkan sekuat apapun rencana kita untuk mengerahkan kita ke tempat yang lebih, Allah dengan segala kemahaanNya akan memberikan kecenderungan berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan dari sang hamba.

Dan sekali lagi, kesyukuran tetap perlu ditanamkan dalam setiap diri kita atas nikmatNya yang tak pernah lengah. Sebab, adakalanya ia bagian dari anugerah dalam kemudahan untuk (me)ngenalNya, dan melihat kenyataan bahwa ada pula yang harus (di)kenal(kan)Nya dengan berbagai bentuk kehendakNya.

Merasa terperangkap dalam ketaatan? Ya, ucapkan alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin..
***

~Fiuh, di ujung tulisan ini, aku harus menghindar dari kakak laki-lakiku yang ingin tahu adiknya ini sedang menulis apa. Tentu saja, ada banyak faktor yang menyebabkan ia seperti itu. “Kak, bisakah engkau berhenti mengintaiku? Aku tak sedang menuliskan tentangmu.. Tentangmu nanti sajalah, setelah saya benar-benar terperangkap sesuai kehendakNya!”

(Merasa diajari lagi oleh Allah perihal takdir yang bermuara
pada keikhlasan, kesabaran, dan kesyukuran untuk menggapai keridhaanNya)

*Kata dzarrah, berarti debu yang berterbangan di antara cahaya matahari. Atau debu yang menempel pada suatu benda. Sebagian ulama pun menafsirkan, bahwa dzarrah adalah semut yang paling kecil.

8 comments

3 September 2012 pukul 17.32

meng-iyakan diri kita pada sesuatu (atau seseorang).... uhuk uhuk uhuk! hahaha

baarokallohu lakuma, kak...
afwan mungkin saya berhalangan datang di hari bahagia ta'...

3 September 2012 pukul 17.42

Beberapa waktu lagi akan memasuki 'perangkap' yang manis yaah... Barakallah..

eh, yg itu bukan perangkap kali yah? Hehehe :D

4 September 2012 pukul 12.49

perangkap yang manis...
perangkap-Nya selalu manis..

6 September 2012 pukul 09.24

terperangkap, suka deh. kata2nya ukht.

begitu terperangkap hehe.. MASYA ALLAH SMOGA TTEP ISTIQOMAH kita smw aamiin.

6 September 2012 pukul 10.43

@Awan Putih*Apa perlu aku membawakan segelas air ke sekolah atau rumahmu, dinda? Sepertinya, adikku ini sedang keselek? #eh..

Aish, gak ada awan putih, gak seru!
Laa ba'saa.. InsyaAllah saya akan cegat dirimu di sekolah.. ^^

6 September 2012 pukul 10.45

@RifaahWa iyyaki.. jazakillah doanya..
Dimana kakak waktu di meskam?


Ehh? May be. May be yes, may be no! ^^

6 September 2012 pukul 10.45

@RahMaAihh, benar sekali.. PerangkapNya, ya.. :))

6 September 2012 pukul 10.47

@Annur eL KarimahAllaahumma aamiin..
Saling mendoakan ya, ukhti.. :))

Posting Komentar
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea