26 Maret 2010

Refleksi Usai UN

Posted by bianglalabasmah at 3/26/2010 08:40:00 AM

"Brum... Brumm... Brummm..." Sekelompok pengendara bermotor memecahkan keheningan siang. Udara siang hari yang terasa panas, masih ditingkahi suara knalpot yang memekakkan telinga. Kebisingan tengah memporak-porandakan warga sekitarnya yang tengah menikmati aktivitas di siang hari.

Siang itu, sekelompok pelajar yang bersepeda motor tersebut dengan balutan putih abu-abu yang sedikit berbeda dari biasanya tengah beraksi. Baju putihnya telah divariasikan. Hitam, merah, kuning, hijau, biru menghiasi baju putih mereka. Tampak semrawut! Hasil karya yang tak pernah dibanggakan oleh siapapun justru diabaikan oleh mereka yang mengenakannya. Bahkan dengan rona kegembiraan, mereka begitu pede-nya berkeliling sepanjang jalan. Sebagiannya melakukan gerakan zigzag. Ada yang nekat jumping, layaknya seorang crosser. Meski ruang dan waktu tidak memenuhi kriteria untuk melakukan itu. Karena ruang itu merupakan jalan umum, untuk berkendaraan orang banyak, bukan tempat balapan dan cross-crossan. Dan waktu itu digunakan untuk istirahat atau untuk pulang dari aktivitasnya.

Lantas, apa yang tengah merasuki pikiran mereka? Meski ada beberapa polisi berkendaraan memacu motornya dengan kencang. Membuyarkan gerombolan anak-anak sekolah yang juga berupaya menyelamatkan diri dari kejaran polisi. Ada yang dengan cekatan segera menyelinap masuk ke gang sempit. Ada yang naik ke koridor alun-alun di samping jalan. Dan ada yang harus bernasib tak beruntung, saat upayanya gagal karena menabrak trotoar yang memang cukup tinggi pondasinya. Dan langkah selanjutnya, pasti menjadi korban untuk digiring oleh polisi.

Inilah salah satu potret yang telah intens terjadi di sekitar kita.
Perayaan pasca UN yang dinodai banyak hal menciptakan keresahan bagi warga sendiri. Meski pengumuman belum terdeklamasikan, tapi perayaan ini selalu saja hadir di tiap tahunnya. Entahlah, mungkin sebagian kalangan pelajar memaknai sebagai langkah awal untuk menempuh pendidikan selanjutnya tanpa embel-embel peraturan yang pernah mengikatnya selama 12 tahun. Atau ada makna lain yang membuat mereka tampak bangga meski hasil UN belum terbaca.
Tapi, bagaimanapun memaknai sebuah arti pasca UN, hendaknya setiap kita menimbang manfaat dan tidaknya. Berkonvoi, hura-hura, dan menggeber gas dengan knalpot terbuka, apakah termasuk merugikan atau tidak? Mencorat-coret baju seragam dengan warna-warni semprotan (baca: pilox), bermanfaat atau tidak?
Jika menilik benda-benda yang kita kenakan itu tentu benda netral. Bisa digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan memberi manfaat. Motor bisa digunakan untuk hal yang baik. Mengantar atau menjemput, ke tempat tarbiyah, atau majelis ilmu lainnya yang lebih bermanfaat. Begitupula baju seragam. masih banyak orang terhambat karena mereka tak punya. Sementara diri ini begitu angkuh terhadap kehidupan. Hingga lupa dalam tiap pencapaian terkadang ada sesuatu yang mengabur dalam kepekaan jiwa.
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea