27 Agustus 2019

Dialog Iman

Posted by bianglalabasmah at 8/27/2019 02:00:00 PM
'AisyahAfra' berebutan mainan yang membuat keduanya menangis cukup memekakan telinga. Karena sudah terbiasa, saya tetap tenang di meja makan sambil menyelesaikan makan malam. Sedang suami yang baru selesai cuci tangan menghampiri duoA yang masih istiqamah mempertahankan keinginannya. Subhaanallaah.

"Sini 'AisyahAfra'-ku karena Allaah." Merangkul kedua putrinya. "Sini, Abi persaudarakan kalian karena Allah. Ayo saling sayang karena Allah." Ucap Abu Asma' yg membuat saya dan Asma' yang menyaksikan adegan mereka tersenyum.

"Kalian bersaudara. Semoga Allah mempersaudarakan kalian dalam Islam." Setelah ucapan dan doa dari Abinya, Afra' secara spontan merangkul 'Aisyah meski 'Aisyah berusaha menghindari adiknya. Hanya hitungan detik, mereka kembali tertawa riang entah sebab apa. Masyaa Allaah.

Kadang saya sering berfikir hati anak-anak ini lembut, masyaa Allaah. Mudah rasanya mengajak mereka dalam kebaikan. Dialog iman yang sederhana saja membuat hati mereka menerima sepenuh hati. Maka menghindari kata cela di hadapan mereka, kalimat negatif dan tuduhan-tuduhan yang membuat jiwa mereka terluka. Bahkan untuk kata "malas, nakal, dll" tidak kami izinkan keluar dari lisan kami, saya dan suami.

Di saat anak mengeluh kata "tidak bisa" misal untuk memberesi mainan atau bukunya yang berserakan di mana-mana, kami mengupayakan tuk membangkitkan semangatnya dengan doa.

"In syaa Allah bisa. Semoga Allah yang mampukan. Ayo berusaha dulu. Kalo capek, boleh istirahat dulu. Nanti Ummi yang bantu kalo benar-benar capek." Rupanya, kalimat itu mudah membuat anak-anak mengerti dan menuntaskan tugasnya, bi idznillaah.

Contoh lain, ada pemulung depan rumah, kami membiarkan anak-anak melihat. Dan bbrapa pertanyaan muncul dari Asma'Aisyah atas keprihatinan mereka. "Ummi, apa dia bikin? Kenapa bajunya kotor?"

"Qadarullaah. Asma'AisyahAfra' bantu doakan. Semoga Allah berikan rezeki untuk ibu itu. Dia bekerja dengan caranya, menjemput rezekinya dengan halal in syaa Allah. Boleh bantu bersedekah dengan ibu itu." Saya/suami biasa menitipkan uang ke tangan mungil 3A dan menghampiri ibu tsb. Agar mereka belajar berbagi, belajar menggagas kebaikan dari apa yang mereka lihat. 

Ketidaksempurnaan tetap disuguhkan dlm kehidupan. Barangkali teori parenting sudah kami pelajari dan 'merasa' hafal di luar kepala. Tetapi, tetap ada saja tingkah anak yang tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan. Tantrum misalnya. Efek egosentris yang cukup kuat di usia ketiga putri kami masih di tahapan fase pre-tamyiz.

Ditambah semakin hari anak tumbuh dan ingin mengenal lingkungan luar, berinteraksi dengan keluarga, teman, dan tetangga. Ada saja kata-kata di luar kendali kami yg terserap dalam interaksi mereka. Mulai dari yang paling baik sampai yang buruk dalam kata, na'udzubillaah. Meski sepenuhnya mereka masih belum mengerti apa yang mereka ucapkan sejatinya. Dan menjadi PR kami untuk mengkonfirmasi setiap kata yang mereka ucapkan.

"Kakak paham apa yang kita' bilang?" Tanya saya suatu ketika. "Biarkan mereka bilang seperti itu, nak. Tidak untuk Asma', 'Aisyah, dan Afra'." Jelas kami mencoba menegosiasi.

"Kenapa Ummi?" Tanya Asma' dengan wajah polos tanpa beban.

"Karena Abi dan Ummi tidak pernah bilang seperti itu, apalagi untuk Asma', 'Aisyah, dan Afra'. Sebelum bicara, boleh tanya dulu ke Ummi ato Abi supaya kakak Asma' bicara yang baik atau diam kalo tidak mengerti. Ada hadits Rasulullah yang sudah kita' (kamu dalam bahasa bugis) hafal. Asma'Aisyah sangat hafal masyaa Allah."

"Yang Amsik 'alayka lisaanak itu Ummi? Jagalah mulutmu. Hadits riwayat At Tirmidzi." Asma'Aisyah mengingat hafalan haditsnya.

"Masih ada satu lagi kakak. Yang awalan mang kaa na." Saya mengingatkan kembali awalan hadits ttg perkataan.


"Mang kaana yu'minu billaahi walyaumil aakhir fal yaqul khaeran aw liyasmut. Barangsiapa yg beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diam."

"Barakallaahu fiik nak.. Kita' tau hadits dan masyaa Allah sdh dihafal. Ummi Abi harapkan supaya bisa sama-sama diamalkan. Dijaga ucapan ta' (akhiran dari kata kita': anda/kamu)."

Semoga ikhtiar kami dlm dialog iman yg sederhana ini bisa mengantar pada setiap amal apa yang perlu dilakukan. Muaranya hanya pada Al Qur'an dan Sunnah yang menjadi warisan berharga, untuk generasi peradaban. Allahu a'lam.
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea