Ada rasa sesal yang mulai menyeruak akhir-akhir ini. Memprotesi diri karena luka yang tak kunjung sembuh. Mungkin seharusnya sejak awal ia berpinta untuk tidak menjumpai seseorang yang telah menyisakan luka yang menganga. Walau detik selanjutnya, ia mencoba menepis hal itu untuk melayarkan sisi positif ditiap perjumpaannya. Tapi, tetap saja luka itu perih, meski telah terbalut perban dengan rapat. Karena ia ingin berlari dengan kakinya sendiri. Mengurai senyum untuk mengejar sesuatu yang belum terlihat jelas. Merangkai mimpi-mimpi yang belum utuh, pun menenun asa yang sempat terurai. Lalu, menikmati setiap suka dan duka yang akan disuguhkan dari langkah-langkahnya yang sempoyongan. "Karena jatuh, untuk bangkit."
Buku Antologi
Aku, si Bianglala
Terbaca Selalu
-
Bismillaahirrahmaanirrahiim Sebenarnya, PR ini telah menyebar luas dari blogger yang satu ke blogger yang lainnya. Dan aku ha...
-
Sejak awal, kita tak kan pernah bisa lepas dariNya, termasuk di saat kepasrahan yang selalu melintas, semestinya tawakkal langsung did...
-
Bismillahirrahmaanirrahim.. Semenjak mengenal dunia pendidikan dan anak, aku jadi mengerti, bahwa betapa pentingnya kehadiran penghargaa...
-
Bismillaah.. Sebenarnya ini tulisan tahun lalu. Namun, ingin saya sajikan di ruang blog ini untuk menjejakkan cerita Asma' dalam memu...
-
Sepenggal siang yang mengantarku pulang ke rumah. Treet.. Treet.. Ponselku –my Ahfadzi- bergetar menyentakku. Muncul sebuah pesan da...
-
Bismillahirrahmaanirrahiim… Alhamdulillah, kembali mendapati PR SMP (baca: Pekerjaan Rumah Sekolah Menengah Pertama) yang telah diber...
J e j a k
Followers
8 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)