13 Juli 2010

Manusia dan Perasaan

Posted by bianglalabasmah at 7/13/2010 08:29:00 PM

Manusia itu cenderung memiliki kekhawatiran akan kesulitan dunia. Hingga tak heran jika tak sedikit kalangan yang menolak apa yang telah ditetapkanNya dalam hidup.

Satu contoh yang umumnya digulirkan. Jilbab. Kata sebagian kaum hawa yang hanya mengandalkan perasaannya dalam berpijak, beranggapan bahwa jilbab menutup keluwesan seorang wanita dalam berkarya, berkarir, sulit mendapat jodoh, dll.

Hm... Jadi mengantarkan kejadian masa SMA beberapa tahun silam. Seorang ibu guru yang usai mengajar di kelas, mengatakan ini pada saya, " Jilbab ini lebarnya kayak taplak meja, ya? Emangnya ada ya dijual jilbab begini?" Ucapnya sambil memperhatikan jilbab saya. Kata-katanya yang mengundang gemuruh dalam dada dan sedikit menahan tawa. Meski yang terpancar di wajah saya hanya sesungging senyum. Karena saya tahu, beliau pasti belum paham dan menganggap asing penampilan "akhwat". Lalu saya menjelaskan sedikit tentang berjamurnya jilbab lebar di butik-butik muslimah.

Mungkin ini yang kesekian kalinya mendapat kata-kata yang membutuhkan kekuatan iman dalam menghadapi kondisi ini. Sekalipun saya adalah manusia biasa, tak bisa terhindar dari rasa galau yang terpaut, jengah, atau kikuk di kondisi tertentu. Tapi seketika itu pula saya menghempas rasa negatif. Sebab, adakalanya kita takut pada pendapat orang lain tentang diri kita. Padahal, suka atau tidak, orang lain memiliki pendapat tentang diri ini dan kita tak akan pernah mampu menghentikannya. Lantas mengapa harus resah?

Dan puji syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala yang sengaja menjamu saya dengan perjumpaan yang tak terduga. Karena Ia ingin mengajarkan saya banyak hal walau harus sedikit menghentak-hentakkan perasaan.

Lewat majelis ilmu yang pernah terhampar sebelumnya, menohok perasaan ini. "Kalau saja kita hidup hanya ingin mencari wajahnya manusia, maka bersiaplah untuk kecewa. Sebab, acap kali keinginan kita tak terpenuhi oleh keinginan atau pendapat manusia." atau "Syari'at Islam tidak akan pernah tegak karena dihantui oleh ridhanya manusia."

Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan hambaNya. Perasaan boleh saja mengikis keimanan tanpa dibarengi ilmu. Tapi, keimanan yang dibarengi ilmu tak akan terkikis oleh perasaan.

Barakallaahu fiiki untuk ukhtifillah yang menegakkan syari'atNya..
 

Bianglala Basmah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea